Merdeka.com - TKI Satinah terancam hukuman mati atas dugaan kasus pembunuhan disertai pencurian terhadap majikan perempuannya Nura Al Gharib di Arab Saudi. Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin angkat bicara terkait hukuman yang melanda Satinah.

Amir mengatakan, pemerintah terus melakukan upaya agar kasus Satinah segara tuntas. Kendati begitu, konsekuensi hukum yang dihadapi dari suatu kasus mesti disikapi secara bijak karena setiap negara mempunyai aturan hukum yang berbeda.

"Untuk kasus Satinah, ya kita prihatin, kenapa ada kasus Satinah? Menghadapi keadaan seperti ini. Sekarang dikatakan dia membunuh majikannya dan melalui proses persidangan, dan kita harus menghormati proses yang berlaku di sana," kata Amir di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (25/3).

Dalam proses persidangan, sambung Amir, terbukti dia membunuh dan mengambil harta benda majikannya dan dia pun mengakui. "Kalau dia itu membantah dan itu merupakan standar pembelaan itu hal yang wajar," lanjut Amir.

Dikatakan Amir, pemerintah dan masyarakat harus berpikir luas terhadap kasus yang menimpa TKI Satinah. Menurut Amir, setiap negara mempunyai aturan hukum sendiri terkait ancaman terhadap kedaulatan dan keselamatan rakyatnya, aturan itu pun berlaku di Indonesia.

"Tapi saya kira sudah melalui juga proses hukum dan sudah kewajiban kita menghormati kedaulatan orang, orang asing enggak mau dihukum mati di Indonesia itu banyak, dan saya cenderung tidak mau mengampuni itu," jelasnya.

"Kalau diminta menandatangani mengampuni bandar narkoba yang dihukum mati itu lebih banyak yang saya tolak," tutupnya.