Menhub & keluarga korban perampokan kecewa pihak Grab tak tanggapi laporan
Merdeka.com - Keluarga SN (24) merasa kecewa dengan pihak perusahaan transportasi online Grab. Alasannya karena SN menjadi korban perampokan dan pencobaan pemerkosaan hendak ingin menuju ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, sekitar pukul 06.30 WIB.
"Jujur Saya kecewa pada pihak taksi online yang bersangkutan ketika melapor tanggapannya sangat lambat. Dan Sampai saat ini pun belum perhatian atau tanggapan langsung dari pihak yang bersangkutan kepada korban cuma ada cuma telepon setelah masalah ini viral," keluh kakak SN, S di Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu (28/4).
Dia berharap agar ada tanggapan yang baik atau positif dari pihak Grab. S berterima kasih kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz dan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi yang cepat menanggapi masalah menimpa adiknya.
"Saya melapor ini yang saya pikirkan adalah keamanan untuk keluarga teman dan masyarakat yang sering gunakan taksi online. Pada umumnya yang pakai taksi online adalah wanita kalau tidak melapor berapa banyak lagi korban yang akan mengalami hal yang sama. Harapan saya ke depan ya laporkan lah kepada pihak berwajib," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga merasa kecewa terhadap pihak Grab yang tak memberikan perhatian terhadap SN yang telah menjadi korban saat menggunakan jasa mereka.
"Ini juga satu hal yang saya kecewa, dari perusahaan online ini belum datang. Saya harapkan mereka melakukan koordinasi bukan masalah materi tapi empati itu penting. Kalau ada permasalahan besar empati itu harus disampaikan empati itu jadi satu bagian yang berarti bagi kita apalagi keluarga korban," katanya.
Sampai saat ini, korban perampokan dan pencobaan pemerkosaan masih trauma atas kejadian tersebut. "Adik saya masih dalam pemulihan jadi dia tidak sanggup menghadapi media," tandas S.
Seperti diketahui, Seorang perempuan, SN (24) menjadi korban penyekapan saat naik taksi online dari Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat, Senin (23/4) sekira pukul 06.30 Wib. Ia hendak menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kejadian bermula saat San San memesan taksi online dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat sudah berada di dalam taksi online, tiba-tiba muncul dua orang berniat jahat dari kursi bagian belakang.
"Korban langsung disekap dua orang tak dikenal dengan jaket. Lalu, kaki korban diikat," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/4).
Dibuat tak berdaya, para pelaku langsung mengambil barang berharga dalam genggaman korban, yakni berupa satu unit ponsel genggam merek Samsung, kartu Anjungan Tunai Mandiri, dan uang tunai senilai Rp 430.000.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Grab Indonesia berjanji bakal melakukan langkah-langkah koreksi internal berupa peningkatan, perubahan dan perbaikan layanan konsumen
Baca SelengkapnyaMenteri Perhubungan Budi Karya melarang masyarakat mudik menggunakan sepeda motor karena rentan mengalami kecelakaan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaParah! Aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang pengemis asal Bandung yang meludahi mobil milik seorang pengendara lantaran tak dikasih uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yusuf menekankan bahwa SOP terkait terkait tata cara pengangkutan mobil listrik dalam penyebarangan di kapal feri berlaku secara umum.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut dipicu adanya kesalahpahaman di antara korban dan pelaku.
Baca SelengkapnyaKemenhub telah mensosialisasikan aturan harga batas atas ke seluruh operator jasa angkutan umum.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
Baca SelengkapnyaBrigadir Agus Kurniawan kedapatan menghampiri segerombolan pemuda di pinggir jalan.
Baca Selengkapnya