Mengintip proses spiritual para kandidat Wali Kota Denpasar

Merdeka.com - Begitu ditetapkan pengambilan nomor urut oleh KPU Denpasar, masing-masing kandidat pasangan calon Wali Kota Denpasar ternyata tidak langsung melakukan gerakan pencitraan ke masyarakat. Namun, mereka lebih dulu melakukan perjalanan spiritual, memohon petunjuk dan keselamatan ke pura-pura.

Tim pemenangan pasangan Rai Mantra-Jaya Negara yang merupakan petahana kabarnya akan singgah ke pura-pura di wilayah Denpasar. Salah satunya ke Pura Jagatnatha.

"Ke pura Jagatnatha itu harus pak. Kan itu pura penguasa jagat kota Denpasar," kata seorang anggota tim Pemenangan Rai Mantra yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Sementara itu, pasangan nomor urut dua diusung Partai Gerinda-Partai Hanura, Resmiyasa-Watu Agung, hanya mau membocorkan sedikit perjalanan spiritual mereka. "Sudah pasti ke Kawitan dulu," singkat tim ini.

Meski demikian, kandidat nomor urut tiga diusung Kolisi Bali Mandara lebh terbuka soal perjalanan spiritual mereka. Kandidat Wali Kota, Made Arjaya, mengaku kalau dia melakukan ritual Rasul di Kamar Suci mendiang orangtuanya, Nyoman Lepug.

Kata Arjaya, pembersihan diri di kamar suci orangtuanya merupakan pendiri PDI Perjuangan Bali dilakukan berdasarkan pawisik.

"Iya saya mimpi ketemu almarhum (ayahnda), saya diminta melakukan ritual pembersihan diri, istilahnya me-Rasul," kata Arjaya kerap disapa Si Udeng Poleng, di Denpasar, Bali, Rabu (16/9).

Menurut Arjaya, semasa hidup ayahnya kerap melakukan ritual mandi air suci dicampur kelapa kuning muda. Ritual itu, kata Arjaya, disebut Rasul. Soal bagaimana mekanismenya, Arjaya enggan berkomentar banyak.

"Intinya memohon keselamatan kita, keluarga, dan orang banyak, serta Pulau Bali dan khususnya Denpasar," jawab pria kelahiran 1972 itu.