Mengenang ketegasan Alfred Riedl lindungi Timnas dari politikus
Merdeka.com - Rakyat Indonesia kini tengah merayakan euforia kemenangan Timnas U-19. Tim yang diawaki Evan Dimas Darmono dkk ini mampu mengandaskan impian tim Korea Selatan U-19 dengan skor tipis 3-2.
Pelbagai pujian pun disematkan pada mereka. Tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ), Menpora Roy Suryo dan sejumlah politisi lainnya. Situs jejaring sosial pun ramai dengan pesta kemenangan yang diraih Timnas U-19.
Meski demikian, banyak pihak yang tak ingin prestasi yang diraih Timnas U-19 tak direcoki. Timnas harus dijauhkan dari acara politikus yang cuma numpang tenar.
Sejumlah pihak banyak yang meminta agar pelatih Indra Sjafri tegas menghadapi para politikus yang cuma mau memanfaatkan tim Garuda Muda demi popularitas. Termasuk para pejabat dianggap dapat mengganggu konsentrasi para pemain.
Tak ketinggalan, SBY pun meminta Timnas tak diganggu konflik pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). "Era pengurus PSSI bertengkar dan tidak kompak sudah lewat. Jangan terjadi lagi. Jangan biarkan konflik pengurus mengacaukan Timnas kita," kata SBY dalam akun facebook miliknya, Minggu (13/10).
Bicara soal ketegasan, mantan pelatih Alfred Riedl punya cerita sendiri. Dia merupakan satu dari sekian pelatih Indonesia yang mampu menolak undangan makan malam yang dilayangkan mantan Menpora Andi Mallarangeng .
Saat itu, Timnas Indonesia tengah berkonsentrasi menghadapi leg pertama final Piala AFF melawan Malaysia di Bukit Jalil Stadium, Kuala Lumpur. Di tengah persiapan dan istirahat malam, Andi yang sengaja datang ke Malaysia mengundang Irfan Bachdim cs untuk makan malam bersama di KBRI Malaysia.
Padahal, para pemain diwajibkan beristirahat karena harus menghadapi Tim Harimau Malaya keesokan harinya. Dua orang staf KBRI pun secara khusus dikirim langsung oleh Menpora untuk menjemput seluruh pemain Timnas.
Tak mau konsentrasi dan fisik pemain terganggu, Riedl langsung pasang badan menghadapi utusan menteri. Dia bersama manajer Timnas Andi Darusallam dan Iwan Budianto terlibat pembicaraan serius dengan dua staf KBRI. Meski menghadapi berbagai jurus rayuan, Riedl bersikeras tidak ingin pemainnya ke mana-mana.
Beberapa jam setelah bernegosiasi, Riedl tetap pada pendiriannya untuk menahan para pemain agar tidak keluar dari dalam hotel. Alhasil, kedua utusan KBRI itu pun pulang dengan tangan kosong.
Meski undangannya ditolak mentah-mentah, Andi mampu menahan amarah dan menyatakan mengerti dengan penolakan Riedl. Menpora mengaku hanya ingin mengetahui kondisi terakhir para pemain lewat jamuan makan malam, selain itu ia ingin agar pemain lebih rileks.
Tak hanya Andi, Setelah sukses menekuk Filipina di semifinal Piala AFF 2010, Firman Utina dkk diundang sarapan di rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Jalan Ki Mangun Sarkoro No. 42, Menteng, Jakarta Pusat.
Tak lama berselang, Ketua PSSI Nurdin Halid mengajak mereka memenuhi undangan ke sebuah pondok pesantren. Menanggapi itu, Riedl tak kuasa mencegahnya dan memilih tidak ikut serta di dalam rombongan.
Enam bulan berikutnya, tapuk kepemimpinan PSSI jatuh dari tangan Nurdin ke Djohar Arifin. Namun, nasib baik tak berpihak pada Riedl. Djohar memutuskan memecat Riedl dan menggantinya dengan pelatih asal Belanda Wim Rijbergen.
Keputusan ini itu langsung oleh Djohar tak lama usai terpilih menjadi Ketua Umum PSSI di kantornya, Rabu 13 Juli 2011. Saat memecat Riedl, Djohar beralasan sedang melakukan penyegaran terhadap posisi kepala pelatih.
"Memang manajer sudah diganti dan pelatihnya bukan lagi Riedl. Jadi kita tidak memakai Riedl. Ini hanya untuk penyegaran saja," kata Djohar pada wartawan.
(mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Timnas Ungkap Strategi Anies Hadapi Kejutan dari Para Lawan di Debat Ketiga Pilpres 2024
Timnas Ungkap Strategi Anies Hadapi Kejutan dari Para Lawan di Debat Ketiga Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Diklaim Bakal Ganti BUMN dengan Koperasi, Timnas AMIN: Itu Tidak Benar
Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, Awalil Rizky menyebut Anies-Cak Imin justru bakal membenahi tata kelola BUMN
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Minta Relawan dan Saksi Kumpulkan Segala Bukti Pelanggaran Selama Pemilu 2024
Saat ini Timnas AMIN tengah mengumpulkan sejumlah bukti-bukti terkait.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Anak Politikus PKB yang Aniaya Pacar Hingga Tewas Dilimpahkan ke Kejaksaan
Ronald tidak berkata sedikit pun saat dibawa ke ruang jaksa untuk melakukan tahap dua.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Ungkap Enam Kegiatan Anies Dibatalkan Sepihak di Daerah
Timnas AMIN Ungkap Enam Kegiatan Anies Dibatalkan Sepihak di Daerah
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN: Hubungan Anies dan Jusuf Kalla Melintasi Zaman dan Kepentingan Politik
Juru Bicara Anies Baswedan, Billy David Nerotumilena mengatakan, hubungan antara Jusuf Kalla dan Anies Baswedan memang sudah terbangun sejak lama.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Soroti Dugaan Politisasi Bansos: Kami Ajak Semua Mengawasi Penyalurannya
Kapten Timnas AMIN Syaugi menilai pembagian bansos sengaja dimasifkan pemerintah jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Laporkan Zulhas Terkait Dugaan Penistaan Agama, Desak Polisi Segera Tindaklanjuti
Tim Hukum Timnas AMIN menyebut guyonan Zulhas soal salat melanggar KUHP dan UU ITE.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN: Pendukung Anies-Cak Imin Siap Jalan Kaki ke JIS
Para relawan akan mengawal para pendukung AMIN yang berjalan kaki menuju JIS.
Baca Selengkapnya