Mengenang HOS Tjokroaminoto, Guru Para Pemimpin Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Merdeka.com - Hari Guru Nasional diperingati tiap tanggal 25 November di Tanah Air. Peringatan tersebut didedikasikan bagi jasa guru yang teramat besar bagi bangsa dan negara.
Jasa guru bagi negara tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Bahkan sejak negara ini belum merdeka, para guru sudah berjasa memberi pendidikan kepada rakyat.
Sebut saja misalnya Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto alias HOS Tjokroaminoto. Siapa yang tak kenal dengan dirinya? Tjokroaminoto merupakan salah satu tokoh Islam yang menjadi guru para pahlawan Indonesia.
Menentang Belanda
Tjokroaminoto merupakan anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya bernama RM Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat Bupati Ponorogo.
Suami dari Suharsikin dan ayah dari Siti Oetari (istri pertama Presiden RI-1 Soekarno) ini semasa hidupnya menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Salah satunya adalah penentangannya soal perbudakan. Saat itu, orang pribumi dipekerjakan oleh Belanda layaknya budak bukan manusia.
Kemudian, saat menjadi redaktur koran Bintang Soerabaya, Tjokro membuat pemerintah Hindia Belanda ketakutan. Tjokro mengkritik pemerintah Hindia Belanda melalui tulisannya di surat kabar Bintang Soerabaya dan lainnya.
Surat kabar yang ditulisnya laris dijual dan selalu dibaca oleh beberapa kalangan kala itu. Tjokro disebut ancaman bagi pemerintah Hindia Belanda karena menulis propaganda di seluruh surat kabar. Tjokro pun langsung dikenal oleh tokoh organisasi pergerakan yang melawan Hindia Belanda.
Bergabung dengan Sarekat Dagang Islam & Memimpin Sarekat Islam
Sikap kritisnya terhadap penjajah Hindia Belanda membuatnya dikenal khalayak banyak. Tjokro kemudian bergabung dengan Sarikat Dagang Islam (SDI), organisasi yang ketika itu telah dilarang oleh Hindia Belanda.
Sarikat Dagang Islam kemudian berubah menjadi Sarikat Islam (SI). Pria yang mendapat julukan sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota atau De Ongekroonde Van Java itu kemudian memimpin Sarikat Islam sejak 1914 hingga wafat pada 17 Desember 1934.
Di bawah kendalinya, SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional.
Menjadi Guru Para Pemimpin Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di tanah air. Dia juga merupakan guru para pemimpin besar di Indonesia.
Di masanya, rumah kediamannya yang terletak di sebuah jalan kecil bernama Gang Paneleh VII, nomor 29-31, di tepi Sungai Kalimas, Surabaya, sesak oleh para murid yang di kemudian hari menjadi pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Saat itu rumah kediamannya menjadi rumah kost anak murid yang menimba ilmu darinya semisal; Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, dan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Bahkan, Tan Malaka pernah menimba ilmu darinya.
Di kemudian hari, para anak muridnya itu menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) lalu kemudian menjadi Presiden pertama RI setelah merdeka.
Semaoen, Alimin, dan Musso menjadi tokoh-tokoh utama Partai Komunis Indonesia (PKI). Sementara, SM Kartosoewirjo menjadi pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Salah satu pesannya kepada para muridnya yang masih terkenal hingga kini adalah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator".
Meninggal Dunia & Jadi Pahlawan Nasional
Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Dalam salah satu biografinya yang ditulis Cindy Adams, Soekarno mengenang Tjokroaminoto sebagai idolanya.
Meski tidak sempat menikmati alam kemerdekaan, Tjokroaminoto telah memberikan pengaruh dan sumbangsih bagi gagasan bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri. Atas jasa-jasanya, Tjokroaminoto kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada 1961.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Beberkan soal Pendidikan, Prabowo: Maklum Beliau Mantan Menteri
Misalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaDemi Bertemu Guru, Jokowi Cerita Perjuangan Hadir di Kongres PGRI
Jokowi mengatakan, tidak bisa menolak jika para guru sudah mengundangnya
Baca SelengkapnyaUnair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi
Menurut Cak Imin, suara para guru besar dari pelbagai perguruan tinggi di tanah air menjadi peringatan bagi semua elemen bangsa.
Baca SelengkapnyaPrabowo Cerita Dua Mesin Helikopternya Gangguan saat Menuju ke Sukabumi
Prabowo menyebut bantuan air ini terealisasi berkat kerja Universitas Pertahanan.
Baca SelengkapnyaGuru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024
Terkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaCerita Ganjar soal Kesulitan Guru Ngaji di Boyolali Tak Bisa Berobat Karena KIS Diblokir
Seorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaJokowi Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Tak Ada Arahan Khusus, Beliau Tahu yang Baik untuk Negara
Jokowi tidak memberi arahan khusus kepada pasangan nomor urut 02 itu.
Baca Selengkapnya