Mengenal racun sianida yang diduga tewaskan Mirna hingga Hitler
Merdeka.com - Wayan Mirna Salimin atau Mirna (27) tewas saat minum kopi Es Vietnamens di Restoran Olivier di West Mall Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/1). Diduga, kopi yang dikonsumsi sudah bercampur dengan korosif alias zat yang bersifat perusak.
Penyelidik Polda Metro Jaya menduga korosif inilah yang menyebabkan kerusakan organ dalam korban.
"Diduga zat korosif itu dicerna merusak sistem tubuh yang menyebabkan kematian," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Musyafak kepada Antara, Minggu (10/1) kemarin.
Dokter forensik telah mengautopsi jasad Mirna di Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur pada Minggu (10/1) mulai 00.00 WIB hingga 01.00 WIB. Musyafak menuturkan dugaan kerusakan lambung Mirna akibat zat korosif jenis sianida berdasarkan ciri reaksi korban seperti kejang, mulut mengeluarkan buih.
Musyafak menyebutkan dugaan itu akan dipastikan melalui analisa yang dilakukan tim dokter RS Polri Kramatjati. Saat ini, dokter forensik kepolisian itu telah membawa sampel hati, lambung dan empedu guna memastikan penyebab kematian Mirna.
Sementara itu, penyidik menganalisa kamera tersembunyi (CCTV) di lokasi kejadian namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Sebab kamera tersembunyi itu tidak merekam lokasi tempat duduk Mirna maupun rekannya korban yang tiba lebih dulu di lokasi kejadian.
Namun, polisi mendalami keterangan sejumlah saksi termasuk seorang saksi kunci terkait kematian Mirna yang tidak wajar sehingga dicurigai terjadi tindak pidana.
Lalu apa itu sianida yang menjadi pembunuh Mirna?
Sianida merupakan racun yang berpotensi mematikan, karena zat ini membuat tubuh tidak dapat menggunakan oksigen untuk mempertahankan tubuhnya. Zat ini bisa berbentuk gas seperti hidrogen sianida atau dalam bentuk kristal seperti potasium sianida atau sodium sianida.
Dampak dari racun sianida tergantung jumlah paparan dan cara masuk tubuh, lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.
Baca SelengkapnyaArtefak kuno ini berasal dari antara tahun 620-600 SM.
Baca SelengkapnyaOperasi Bodenplatte adalah upaya Luftwaffe untuk melumpuhkan kekuatan udara Sekutu selama Perang Dunia II.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya
Baca SelengkapnyaAir terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!
Baca SelengkapnyaSejarah teri kecak dan juga makna gerakannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca SelengkapnyaSeberapa lama terurainya tubuh manusia bisa sangat tergantung dari sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaSebelum disimpan, telur perlu untuk dicuci dulu secarea menyeluruh untuk mencegah munculnya masalah.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca Selengkapnya