Menengok rumah aktivis pro demokrasi Aung San Suu Kyi
Merdeka.com - Pagar setinggi dua meter dengan besi tajam menjulang ke atas. Sisi kanan dan kiri rumah di kelilingi kawat berduri. Orang tak boleh sembarangan masuk.
Di pagar bercat abu-abu hanya ada celah sedikit untuk menengok ke dalam. Ketika merdeka.com meminta izin masuk, dua orang penjaga pria melarangnya.
Seperti dilaporkan wartawan merdeka.com, Didi Syafirdi dari Myanmar, siang itu, kediaman aktivis pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, tak henti-hentinya dikunjungi. Orang-orang turun dari mobil untuk sekadar berfoto di depan pagar.
"Dia (Suu Kyi) orang terkenal, pengamanan ketat. Tidak boleh masuk ke dalam. Dia juga tidak ada di rumahnya," ujar seorang warga Myanmar.
Rumah Suu Kyi sangat luas. Di kiri dan kanan pagar tertulis National League for Democracy (NLD) dengan warna merah. Dia juga memajang foto mendiang sang ayah Jenderal Aung San, di bagian atas yang diapit bendera NLD.
Lokasi rumah agak jauh dari pusat kota. Merdeka.com, merogoh kocek 4000 Kyat dengan menumpang taksi. Di rumah tersebut Suu Kyi menjadi saksi ketika ayahnya ditangkap oleh rezim berkuasa saat itu.
Perjuangan Suu Kyi dibungkam oleh militer. Perempuan peraih nobel perdamaian dunia itu tanpa mengenal lelah menentang kekerasan penguasa tangan besi.
Perlawanannya berbuntut pada hukuman sebagai tahanan rumah. Pertama kali dia ditahan setelah memimpin gerakan pro-demokrasi 1988. Militer sempat merahasiakan tempat penahanannya.
Suu Kyi akhirnya dibebaskan dari tahanan rumah pada 13 November 2010, setelah menjalani hukuman 15 tahun. Perjuangan Suu Kyi berlanjut.
Partai Liga Nasional Demokrat (NLD) pimpinannya memenangkan pemilu sela. Pemimpin oposisi itu kini duduk sebagai anggota baru di parlemen.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karangan bunga dari berbagai elemen aktivis 98 ini diberikan sebagai tanda cinta terhadap Megawati Soekarnoputri yang dijuluki Ibu Penjaga Demokrasi.
Baca SelengkapnyaNasDem tak masalah jika Demokrat hengkang dari koalisi pengusung Anies.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto memimpin langsung Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-24 di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 1969.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Front Penyelamat Demokrasi dan Reformasi ini dibentuk untuk menyikapi Pemilu 2024 yang diduga berjalan dengan penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaPemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.
Baca SelengkapnyaTidak jauh dari rumah presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), warga Cikeas nekat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak.
Baca SelengkapnyaTampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMengungkap sederet fakta Aty Kodong, Dulu rumah sederhana kini rumahnya bak istana
Baca Selengkapnya