Menengok pasar pakaian bekas impor di bawah Jembatan Ampera
Merdeka.com - Di balik kemegahan Jembatan Ampera yang nampak dari kejauhan, terdapat cerita unik di bagian bawah jembatan itu. Yakni, adanya pasar pakaian bekas atau kerap dikenal Pasar BJ. Pasar ini buka setiap hari mulai pukul 15.00 hingga 18.30 WIB atau usai azan magrib berkumandang.
Mirisnya, meski di sekitar itu sudah ditata rapi dengan taman-taman, namun kondisi pasar di bantaran Sungai Musi itu sedikit semrawut. Tak tertata sedikit pun. Pedagang bebas menggelar lapak tanpa mempedulikan lingkungan.
Saat menyantap makanan khas Palembang, pempek, di sekitar Jembatan Ampera, merdeka.com, tertarik mendekat ke lokasi pasar itu setelah mendengar teriakan sahut-menyahut dari para pedagang. "Limo (lima) ribu, limo (lima) ribu. Tigo (tiga) potong sepuluh ribu," demikian teriakan salah satu pedagang.
Tak mau kalah, pedagang yang menjual celana jeans BJ juga berteriak mengumumkan dagangannya. "Tigo (tiga) puluh ribu, murah meriah," sebutnya.
Tidak banyak yang tahu dari mana asal-usul semua pakaian dijual di sini. Pembeli pun tidak begitu peduli dengan pakaian bekas yang dijual di tempat itu. Karena, meskipun bekas, semua jenis barang yang mereka beli mulai dari baju, tas, celana, sampai kaus kaki hingga pakaian dalam, adalah barang impor berkualitas, dan tentunya dijual dengan harga sangat murah.
"Semuanya barang impor dek, murah tapi kualitasnya bagus," kata Romli (40), pedagang celana jeans.
Dia mengungkapkan, setiap hari bisa mengumpulkan Rp 500 hingga Rp 1 juta. Barang impor tersebut ia beli dari seorang agen besar dengan sistem 'karungan'. Setiap karung berisi satu jenis barang yang berjumlah puluhan lembar. Keuntungan yang didapat per karung, bisa mencapai Rp 1 sampai Rp 2 juta.
"Ya, tergantung nasib dek. Kalau lagi apes, kita dapat barang jelek. Kan tidak bisa dibongkar dulu karungnya," kata dia.
Sementara itu, Wanda (20), salah satu pembeli mengatakan, dia suka berbelanja pakaian di sini karena harganya yang murah, dan tentu saja kualitas produknya tidak kalah bersaing dengan dijual di toko atau baru.
Namun, kata dia, pembeli harus lebih cermat memilih. Sebab, bisa saja pakaian yang dibeli itu telah rusak atau robek.
"Namanya juga barang bekas. Ada untung ruginya. Kalo saya dari luar sampai dalam dilihat. Tapi kebanyakan, barang-barangnya bagus, orang tidak tahu kalau itu pakaian BJ," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengunjungi Pasar Loak Lemahwungkuk di Cirebon, Surganya Perkakas Rumah Tangga sampai HP Bekas
Di sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.
Baca SelengkapnyaPerahu Jukung Meledak Lalu Terbakar di Bawah Jembatan Ampera, 1 ABK Tewas dan 1 Hilang
Untuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan Pedagang Kembang Api di Pasar Asemka Menjamur Jelang Tahun Baru 2024
Menurut pedagang setempat penjualan kembang api baru akan ramai pada H-3 dan H-2 malam Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat Suasana Pasar Terpencil di Pelosok Pacitan, Pedagang Menjerit Karena Sepi Pembeli
Walaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaJelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan menggelar Pasar Murah Ramadan.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaParpol Pilih Beli Barang Impor, Penjualan Kaos dan Alat Peraga Pemilu Buatan UMKM Lesu
Para pedagang konveksi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengalami penurunan penjualan produk alat kampanye.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Jembatan Ampera Palembang, Dibangun dari Hasil Rampasan Perang Jepang
Pembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Baca SelengkapnyaWaspada, Ditemukan Mie Kuning Basah Berformalin di Depok
Selanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca Selengkapnya