Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok kehidupan manusia masa lalu di Museum Sangiran

Menengok kehidupan manusia masa lalu di Museum Sangiran Museum Purbakala Sangiran. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Jawa Tengah dan Jawa Timur memang dikenal sebagai tempat tinggal manusia purba. Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di Sangiran, Ngandong (Blora), dan Sambungmacan (Sragen). Di Jawa Timur juga tak sedikit ditemukan fosil di daerah Trinil, Mojokerto, dan Perning.

Temuan pertama yang dicatat sejarah adalah ekskavasi dilakukan peneliti Eugene Dubois, di Desa Ngandong, Trinil, Mojokerto, Jawa Timur. Dia berhasil menemukan fosil Pithecanthropus Erectus pada 1893. 40 tahun kemudian, banyak fosil manusia purba dan peralatannya ditemukan di daerah Sangiran, Kabupaten Sragen, sekitar 18 kilometer dari Kota Solo. Daerah ini berada di bagian kaki bukit Gunung lawu dan dialiri Sungai Cemoro bermuara di Sungai Bengawan Solo.

Museum Purbakala Sangiran merupakan museum dengan koleksi fosil dan benda-benda kepurbakalaan mencapai sekitar 40 ribu koleksi. Sehingga dianggap sebagai museum purbakala terlengkap di Indonesia. Dari ribuan fosil tersebut, ada yang disimpan di ruang dan di dalam gudang penyimpanan.

Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, Sukronedi mengatakan, di situs dengan wilayah 59,21 kilometer persegi itu memang banyak ditemukan fosil. Namun lebih didominasi fauna. Menurut dia, hampir 40 ribu fragmen fosil di Sangiran merupakan fosil fauna. Sedangkan fosil manusia hanya sekitar 100.

"Terakhir penemuan fosil manusia tahun 1967. Untuk fosil manusia hanya ada sekitar 100, kalau fauna ada 40 ribu lebih. Yang spektakuler penemuan terakhir 6 Februari lalu, sebuah fosil tengkorak homo erectus tipe arkaik kita temukan," ujar Sukronedi, saat ditemui merdeka.com, di Museum Sangiran, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Senin (18/4).

Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lokasinya sangat berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran, yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 kilometer persegi. Meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh), serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar.

Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 kilometer dari kota Solo). Selain menjadi objek wisata yang menarik, juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia.

museum purbakala sangiran

"Museum ini sangat bermanfaat untuk mengetahui atau memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan teori evolusi, ilmu antropologi, arkeologi, geologi, serta paleoantropologi," ujar Sukronedi.

Sukronedi menambahkan, di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa, yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs ini pula, pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.

Di area situs Sangiran, hingga saat ini warga masih sering menemukan jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200 ribu tahun dalam kondisi utuh. Dengan kondisi temuan seperti itu, para ahli dapat merangkai benang merah sejarah pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.

"Hampir tiap hari, saya bersama pak Ketua RT dan tetangga, bertiga keliling mencari tulang. Kalau musim hujan seperti ini kan banyak bukit yang longsor. Jadi banyak tulang yang terbawa air ke sungai. Saya kadang nemu fosil hewan, macam-macam mas. Kalau ada temuan langsung saya serahkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran," kata Setu Wiryorejo, penemu fosil Homo Erectus asal Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Karena kawasan Sangiran banyak ditemukan fosil manusia purba, maka pada 1977 Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan sekitar Sangiran sebagai daerah cagar budaya.

museum purbakala sangiran

Kemudian pada 1988, didirikan museum sederhana di lokasi kawasan Sangiran. Sekitar 1996, situs Sangiran ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

"Kami mempunyai tiga ruang pamer yang cukup besar. Dan saat ini ada pengembangan untuk ruang pamer empat di sebelah timur museum, yang akan digunakan untuk kegiatan event dan bukan ruang display. Pembangunannya masih berjalan, dengan anggaran sekitar Rp 5 miliar," ucap Sukronedi.

Selain fosil manusia purba, di museum tersebut juga dipamerkan berbagai fosil binatang purba. Diantaranya fosil gajah purba yang terdiri dari Elephas namadicus, Stegodon trigonocephalus, Mastodon sp, kerbau (Bubalus palaeokarabau), harimau (Felis palaeojavanica), babi (Sus sp), badak (Rhinocerus sondaicus), sapi atau bateng (Bovidae), rusa (Cervus sp), serta kuda nil (Hippopotamus sp). Ada juga fosil binatang-binatang air yang terdiri dari buaya (Crocodillus sp), ikan, kepiting, gigi ikan hiu, moluska (Pelecypoda dan Gastropoda ), serta kura-kura (Chelonia sp).

museum purbakala sangiran

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya

Bikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya

Bukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.

Baca Selengkapnya
Temuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya

Temuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya

Arkeolog menemukan bukti nenek moyang manusia sudah mengarungi lautan sekitar 130.000 tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Ungkap Temuan: Kapan Manusia Purba Mulai Berbicara!

Arkeolog Ungkap Temuan: Kapan Manusia Purba Mulai Berbicara!

Kemampuan berbicara manusia purba pertama kali tercatat di wilayah Afrika timur dan selatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Arkeolog Temukan Benih Tanaman Beracun dalam Tulang Hewan, Narkotika Orang Romawi Kuno

Arkeolog Temukan Benih Tanaman Beracun dalam Tulang Hewan, Narkotika Orang Romawi Kuno

Benih ini ditemukan di desa permukiman Romawi kuno di Belanda.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Makam Berusia 4.000 Tahun di Dalam Gua, Berisi 7.000 Tulang Manusia

Arkeolog Temukan Makam Berusia 4.000 Tahun di Dalam Gua, Berisi 7.000 Tulang Manusia

Gua ini berada di atas gunung, dari zaman Neolitikum hingga Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Studi Terbaru Buktikan Manusia Purba Neanderthal Berburu Singa 48.000 Tahun Lalu

Studi Terbaru Buktikan Manusia Purba Neanderthal Berburu Singa 48.000 Tahun Lalu

Temuan ini mengungkap keterampilan berburu dan kompleksitas interaksi manusia dengan lingkungan prasejarah.

Baca Selengkapnya
Melihat Indonesia Zaman Purba di Museum Geologi Bandung, Ada Fosil Gajah Berusia 800.000 Tahun

Melihat Indonesia Zaman Purba di Museum Geologi Bandung, Ada Fosil Gajah Berusia 800.000 Tahun

Ada banyak koleksi flora, fauna dan bahan tambang di Museum Geologi Bandung.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Gunungkidul, Dulunya Tempat Pelarian Manusia Purba dari Banjir

Menilik Sejarah Gunungkidul, Dulunya Tempat Pelarian Manusia Purba dari Banjir

Gunungkidul konon dulu menjadi tempat yang nyaman bagi manusia purba

Baca Selengkapnya
Arkeolog Ungkap Perempuan Dijadikan Tumbal di Zaman Batu, Diikat Lalu Dikubur Hidup-Hidup

Arkeolog Ungkap Perempuan Dijadikan Tumbal di Zaman Batu, Diikat Lalu Dikubur Hidup-Hidup

Tujuan praktik penumbalan manusia ini masih menjadi misteri.

Baca Selengkapnya