Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelusuri Jejak 4 Bocah Ingusan Perkosa Teman Perempuan di Hutan

Menelusuri Jejak 4 Bocah Ingusan Perkosa Teman Perempuan di Hutan Hutan Kota Rawa Malang, Semper, Jakut, TKP Pemerkosaan anak di bawah umur. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Masa remaja terenggut. Trauma healing harus dijalani agar bisa kembali menatap masa depan.

Hal itulah yang akan dialami Mawar (bukan nama sebenarnya). Betapa tidak, remaja belia 13 tahun ini menjadi korban pemerkosaan di usia yang masih di bawah umur. Tak tanggung-tanggung, pelaku berjumlah 4 orang dimana salah satunya adalah temannya sendiri.

Peristiwa memilukan itu terjadi di Hutan Kota Rawa Malang, Semper, Jakarta Utara.

"Karena kejadian 17.30 sudah mau magrib, mungkin orang aktivitas mau Salat Magrib jadi sepi daerah situ. Dan memang gelap," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman saat dihubungi merdeka.com, Rabu (21/9).

Merdeka.com mencoba menelusuri jejak empat pelaku yang masih bocah ingusan itu memerkosa Mawar. Tidak sulit menemukan lokasi kejadian, yakni Hutan kota Rawa Malang bertepatan di Jalan Rawa Malang Kulon, Semper, Jakarta Utara.

Sebab, terdapat plang bertulis 'Hutan Kota Rawa Malang' sebagai penanda. Begitu memasuki gerbang pintu masuk, pengunjung akan melihat sebuah lapangan besar tempat parkir truk trailer. Hanya ada satu pintu masuk yang bisa dilalui pengunjung, yakni melalui jalan Rawa Malang Kulon akan terlihat gerbang hitam tinggi 'memeluk' huta tersebut.

Sayangnya, akses jalan masih belum diaspal alias masih beralaskan bebatuan tidak beraturan. Persis di bagian dalam gerbang sebelah kiri tersedia pos keamanan bagian pertama dari dua pos lainnya.

Dekat gerbang masuk, terdapat sebuah ruangan koperasi kecil sebelah kiri. Tepat di depannya ada dua pintu sebuah ruangan bertuliskan 'Toilet'.

Memasuki Hutan Kota lebih dalam, akan terlihat sebuah taman kecil tempat berdirinya sejumlah permainan khas anak-anak. Seperti, ayunan, seluncuran serta jungkat jungkit. Sayangnya, kondisi area permainan itu kotor dan rusak seperti lama tidak terurus.

Sejauh mata memandang, akan dimanjakan oleh pohon-pohon menjulang tinggi, sayangnya tidak ditemui lampu penerangan di dalam hutan. Hutan ini terbilang mempunya akses masuk 'ilegal'. Yakni melalui tembok pembatas yang jebol karena dimakan usia dan cuaca. Alhasil, lubang di tembok itu kerap dijadikan warga sebagai akses memotong jalan ke permukiman di belakangnya.

Ironinya, titik lokasi pemerkosaan yang dialami Mawar berada 20 meter dari pos keamanan gerbang masuk.

Saat itu, garis polisi telah membentang di lokasi tersebut.

Lanjut, tidak jauh dari lokasi pemerkosaan, terdapat sebuah danau. Sayangnya, danau itu terlihat tidak terurus ditandai dengan banyaknya lumut di bagian pinggir danau.

"Jadi memang kalau dimalam hari itu gelap banget, saya saja kalau mau patroli harus pakai senter yang terang," ungkap seorang petugas keamanan setempat.

Sebelumnya, empat pelaku kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak baru gede berumur 13 tahun di Hutan Kota Jakarta Utara. Mereka ditangkap pada 6 September 2022 lalu.

"Pas lapor kita langsung tangkap," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman Jaya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (17/9).

Setelah ditangkap, keempat terduga pelaku ditempatkan di Rumah Aman, Cipayung. Alasannya, para pelaku merupakan anak di bawah umur atau masuk kategori anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).

"Empat orang anak (pelaku) ini sudah dititip ke Rumah Aman Cipayung jadi proses nya sudah ditangani sama Unit PPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Jakarta Utara," kata dia.

Febri mengatakan, kasus ini ditangani Unit PPA dengan pendekatan sebagaimana UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak karena pelaku merupakan anak di bawah umur.

"Anak di bawah umur, makanya kami titip. Karena di bawah umur, di Undang-undang kan seperti itu kan harus dititipkan di Rumah Aman Cipayung. Jadi pelakunya ada empat sudah kami amankan," kata dia

Febri enggan menjelaskan identitas para pelaku, termasuk korban pemerkosaan. Sebab, pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.

Baca Selengkapnya
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.

Baca Selengkapnya
“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris

“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris

Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras

Baca Selengkapnya
Penjahat ini Ngaku Nyesal Membunuh, Jenderal Bintang 2 'Ngegas': Kapok Opo?

Penjahat ini Ngaku Nyesal Membunuh, Jenderal Bintang 2 'Ngegas': Kapok Opo?

Seorang penjahat kasus pembunuhan di Jawa Tengah mengaku menyesal telah melakukan pembunuhan, namun ia terpaksa karena keadaan.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Kudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.

Baca Selengkapnya
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.

Baca Selengkapnya