Nestapa Slamet, bocah gizi buruk keluarga miskin diabaikan RS
Merdeka.com - Malang nasib Slamet Wahyudi (14) bocah yang menderita gizi buruk ini tergolek lemas di tempat tidur beralaskan lantai. Hanya ditemani kakeknya yang sudah renta, mereka tinggal dalam gubuk di Lingkungan Samiana, Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Slamet sudah putus sekolah sejak dirinya menginjakkan bangku kelas V SD. Bahkan dirinya tidak sanggup untuk mengeluarkan suara. "Apa yang bisa kami makan, ya kami makan. Cucu saya hanya bisa batuk-batuk," kata Supari (70) kakek bocah ini yang setia merawat walau dirinya sakit-sakitan.
Diakui Supari, selama ini dirinya hanya berharap ulur tangan dari tetangga untuk makan. "Semuanya saya yang urus, makan, ngelapin juga berak," kata Supari sambil menitikkan air mata.
Cucunya ini sejak kecil sudah sakit-sakitan, penderitaannya makin parah setelah ayahnya meninggal bunuh diri dan ibunya pergi entah kemana.
"Sekolah hanya sampai kelas lima SD terus sakit. Berhenti sekolah bantu saya kerja apa saja, itu dulu. Sekarang hanya bisa seperti ini," kata kakek yang nampak lesu dan mengaku belum makan dari pagi, Minggu (21/9).
Lebih miris lagi, ia mengaku sempat ke RS Negara kabupaten Jembrana, namun tidak ada penanganan yang serius. "Tidak punya uang, cuma minta tolong ingin tahu sakit apa cucu saya. Saya miskin mana diperhatikan," ucapnya seraya berharap pemerintah memberi bantuan cucunya berobat.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban merupakan anak berusia tiga tahun.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaPasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca Selengkapnya