Mendagri: Mana ada ATM difotokopi, itu supaya chip tidak rusak
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menegaskan, surat edaran agar e-KTP tidak sering difotokopi ditujukan kepada instansi pemerintah. Edaran itu bukan ditujukan kepada masyarakat.
"Surat saya itu bukan untuk masyarakat. Surat saya itu untuk instansi pemerintah, supaya jangan memerintahkan lagi masyarakat memfotokopi sesering itu. Tapi beli card reader. Yang mengujinya itu card reader. Mana ada ATM difotokopi. Mana ada kartu GFF (Garuda Frequent Flyer) pakai fotokopi. Itu di dalam semua chip itu seperti itu, supaya jangan rusak," ujar Gamawan Fauzi di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (8/5).
Gamawan menegaskan, permintaannya dalam surat edaran itu disampaikan agar instansi tidak memfotokopi terlalu sering. "Coba lihat mana ada ATM diminta untuk fotokopi, nggak diumumkan juga itu. Ini permintaan kita bukan kepada masyarakat tetapi kepada instansi pemerintah," tegas Gamawan lagi.
Pernyataan Gamawan ini menjawab kontroversi akibat surat edarannya agar e-KTP tidak sering difotokopi dan distaples.
Kebijakan pemerintah itu banyak menuai protes dari masyarakat. Masyarakat kebingungan lantaran e-KTP tidak boleh difotokopi. Padahal, sejak dulu masyarakat sering memfotokopi kartu identitas untuk kepentingan resmi seperti melamar kerja, mendaftar sekolah, menikah dan sebagainya. Pemerintah dinilai kurang mensosialisasikan aturan penggunaan e-KTP tersebut.
"Menurut saya, sosialisasi e-KTP masih kurang. Jadi tidak semua masyarakat memahami risiko chip dalam e-KTP itu bisa rusak jika mendapat perlakuan tertentu, seperti di fotokopi berkali-kali. Kalau dihekter jelas merusak chip, jadi data yang tersimpan tentu tidak bisa diakses," kata ibu rumah tangga, Risa Wahyudani saat ditemui merdeka.com di Perumahan Permata Timur, Curug, Jakarta Timur, Senin (6/5).
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pelaku langsung mengundang amarah warga sekitar berujung pengurungan di ruangan ATM.
Baca SelengkapnyaNilainya berkisar Rp7.500 sampai Rp20.000, tergantung jenis kartu nasabah.
Baca SelengkapnyaLewat layanan QRIS Tuntas, masyarakat bisa mengambil uang tanpa ke mesin ATM dan menggunakan kartu debit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa itu kemudian terekam kamera seluler dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaTerlihat kondisi pasutri yang sudah terkapar dengan luka penuh darah di pinggir jalan
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaSuratul Padli mengatakan bahwa dirinya bersama istri mengetahui adanya pencatutan nama mereka untuk kredit tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menjaga sertifikat tersebut seperti dengan melakukan fotocopy.
Baca SelengkapnyaImplementasi layanan Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau Digital ID sedang dipersiapkan pemerintah.
Baca Selengkapnya