Menanam 5 Pohon Tiap Tahun Demi Melestarikan Hutan di Kalimantan Timur
Merdeka.com - Kampung Bidukbiduk merupakan salah satu dari 38 kampung di Berau, Kalimantan Timur, terpilih sebagai kampung iklim untuk menurunkan emisi karbon, karena dikelilingi hutan yang masih sangat luas. Menjaga kelestarian hutan, sudah jadi kebiasaan warga kampung setempat.
merdeka.com berkesempatan mengunjungi kampung Bidukbiduk, berjarak sekitar 235 kilometer dari Tanjung Redeb, pusat pemerintahan Kabupaten Berau.
Benar saja. Kampung Bidukbiduk yang berada di pesisir pantai, memang masih memiliki hutan yang cukup luas. Pepohonan menjulang tinggi khas hutan tropis, bisa terlihat dari kejauhan.
"Terpilihnya kampung Bidukbiduk sebagai kampung iklim, karena sebagai destinasi wisata, masih punya hutan bagus. Kita punya areal hutan lindung sekitar 2 ribu hektare, masih alami," kata Kepala Kampung Bidukbiduk Abdul Rakhman, di kantornya, Rabu (6/11).
Rakhman menerangkan, menjaga hutan, sudah menjadi kewajiban, sekaligus kebiasaan warga kampung. Bahkan, pemerintah kampung mengeluarkan aturan larangan merambah hutan.
"Aturan kami, lahan yang tidak digarap, diwajibkan kepada pemiliknya menanam 1 orang minimal 5 pohon. Kami juga siapkan bibit pohonnya. Juga, kami wajibkan menanam pohon karet," ujar Rakhman.
Komitmen Melestarikan Alam
Kewajiban menanam pohon itu lanjut Rakhman, diterapkan bagi warga kampung setiap tahunnya. Komitmen warga setempat untuk menjaga dan melestarikan total kawasan bentangan alam seluas 14 ribu hektare, dilaksanakan dengan baik.
"Kampung Bidukbiduk ini, dihuni sekitar 600 kepala keluarga, sekitar 1.800 jiwa. Yang kami hadapi sekarang ini, bukan ancaman perambahan hutan. Tapi, ancaman abrasi pantai yang perlu mendapatkan perhatian," ungkap Rakhman.
"Untuk abrasi, perlu dapat kajian serius dari banyak pihak. Gelombang laut sampai ke pesisir ini, cukup besar. Utamanya, di pesisir utara Bidukbiduk. Meski memang itu musiman," tambahnya.
Setiap kejadian gelombang besar, sekitar 20-30 pohon kelapa di bibir pantai tumbang. "Kalau sementara dipasang beton (pemecah gelombang), justru mengurangi keindahan bibir pantai. Kan pantai indah yang kita jual kepada wisatawan," terangnya.
Di sisi lain, beragam suku hidup berdampingan dengan sangat baik di Bidukbiduk. Seperti suku Bugis, Bajau dan Mandar. "Sementara 60 persen masyarakat kami, merupakan nelayan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaMelihat Keindahan Kampung Stabelan di Boyolali, Jaraknya Hanya 3 Km dari Puncak Gunung Merapi
Di luar ancaman yang begitu nyata dari letusan Gunung Merapi, kampung ini memiliki keindahan alam yang memukau.
Baca SelengkapnyaMenjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari
Selain alamnya yang indah, Fatumnasi juga dihuni oleh suku tertua di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan
Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaPenampakan Rumah Mewah Ibu Ani Anak Jenderal, Terbengkalai Bak Hutan tapi Masih Dihuni
Berikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca Selengkapnya229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya
Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca Selengkapnya