Memberikan barang mewah bukan satu-satunya bahagiakan anak

Merdeka.com - Kecelakaan yang dialami anak musisi Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani atau Dul (13) membuka mata publik jika kemewahan yang diberikan pada anak tidak selamanya membuat anak terbebas dari bahaya. Malahan, anak bisa menjadi korban jika orang tua lalai dalam pengawasannya.

Contohnya, dalam pemberian kendaraan mewah, anak di bawah umur hendaknya tidak diizinkan untuk membawa kendaraan sendiri. Orang tua harus menemani dalam setiap kendaraan atau menyiapkan sopir pribadi yang mengerti pula dengan kondisi anak. Saat terjadi kecelakaan, maka orang tua menjadi pihak yang paling bertanggung jawab karena kelalaiannya.

Pemberian materi dinilai bukan cara terbaik untuk membahagiakan seorang anak sebelum menginjak dewasa. Hak anak adalah mendapatkan kasih sayang yang manusiawi dan tidak merendahkan martabatnya lebih utama dalam masa pertumbuhan.

Menurut seorang ibu rumah tangga Eva menegaskan, pengasuhan anak yang efektif adalah dengan dengan mengoptimalkan kedekatan emosional, tidak hanya kaku sebagai peran orang tua.

"Orang tua harus menjadi teman sebaya juga. Orang tua harus merasakan mengerti apa yang dipikirkan si anak selama perkembangan. Bukan hanya hanya materi, tapi pikirkan baik buruknya bagi mereka," katanya.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan pengasuhan seorang anak harus sesuai usia. Anak harus diperlakukan secara manusiawi sesuai umurnya. "Kalau orang tua lalai, abai, hanya diberikan materi tapi perhatian tidak cukup itu konteks kelalaian juga," ujar Komisioner KPAI Muhammad Ihsan saat dihubungi merdeka.com.

Dia mengatakan undang-undang perlindungan anak sudah mengamanatkan adanya perlindungan dari negara dan orang tua. "Semuanya sudah diatur dalam pasal 3 undang -undang perlindungan anak. Intinya harus sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan," katanya.