Meliput tanpa izin di Papua, jurnalis Prancis minta maaf
Merdeka.com - Thomas Charles Dandois dan Marie Valentine Bourrat, dua jurnalis Prancis yang ditangkap di Papua, menyampaikan permohonan maaf tertulis pada pemerintah Indonesia. Permintaan maaf tersebut dia sampaikan melalui kuasa hukumnya Aristo Pangaribuan.
"Mereka berjanji untuk tidak menggunakan informasi apapun yang mereka peroleh di Papua dan bahwa mereka tidak melakukan liputan yang berbau propaganda," kata Aristo seperti dikutip Antara, Jumat (5/9).
Aristo menjelaskan dua wartawan tersebut meliput di Papua pada 30 Juli 2014 untuk riset pembuatan film dokumenter berjudul "Papua New Guinea". Riset tersebut dibiayai oleh rumah produksi Memento dan Arte yang berbasis di Prancis.
Menurut pengakuan keduanya kepada Aristo, liputan mereka seputar keindahan di Raja Ampat, Papua Barat dan Festival Lembah Baliem di Wamena. Tak hanya itu, mereka juga meliput baku tembak di Distrik Pirime yang melibatkan kelompok separatis.
Kendati begitu keduanya masuk ke Papua menyalahgunakan visa turis untuk melakukan kegiatan jurnalistik. Bahkan mereka ketahuan berdialog dengan anggota separatis meskipun belum ada bukti keterlibatan mereka. Kejadian tersebut membuat keduanya ditahan dengan alasan keimigrasian sejak 8 Agustus lalu.
Kini kuasa hukum warga Prancis itu berusaha untuk meminta penangguhan penahanan. "Dalam kasus Thomas dan Valentine masih ada sanksi administratif, yakni memulangkan kedua jurnalis tersebut," kata Aristo.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Indonesia Maju adalah Paskibraka pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaPatung Kepala Firaun Nabi Musa Dikembalikan ke Mesir, Dicuri Selama 30 Tahun dan Sempat Muncul di Pameran
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain Yan Piet Mosso dan Patrice, KPK juga menjerat empat orang lainnya.
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaJukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024
Baca Selengkapnya