Masyarakat Diminta Waspadai Gelombang Tinggi di Samudra Hindia
Merdeka.com - Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem dan gelombang tinggi serta rob di perairan Pantai Samudra Hindia pada akhir Mei 2020.
"Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi tersebut kemungkinan bisa terjadi lagi di pesisir pulau-pulau Indonesia yang berbatasan dengan Samudra Hindia," kata Kepala Pushidrosal Laksamana Muda, TNI Harjo Susmoro seperti dilansir dari Antara, Sabtu (30/5).
Namun demikian, dia mengungkapkan, masyarakat diminta tetap tenang dan selalu waspada terhadap kemungkinan dampak yang timbul, terutama kepada masyarakat yang beraktivitas di sepanjang pantai, karena ini merupakan fenomena alam.
Menurutnya, gelombang tinggi yang menghantam pantai selatan Bali dan Lombok, dan puncaknya pada Kamis (28/5) merupakan fenomena alam yang sumbernya dari dua kejadian berbeda yang secara sekuen terjadi dalam waktu bersamaan.
Harjo menjelaskan, kejadian angin kencang akibat Topan Amphan di Samudra Hindia timur laut yang menimbulkan gelombang tinggi dan tinggi muka air laut di Bali dan Ampenan yang pada saat itu masuk ke periode Spring Tide dimana tunggang air besar (Benoa tercatat 1,5 meter dan Lembar 1,2 meter).
"Pada saat kejadian gelombang tinggi (28 Mei 2020), bertepatan dengan awal bulan atau kira-kira tanggal 1-5 kalender Hijriah. Kondisi muka laut pada periode ini dikenali dengan beda muka laut yang tinggi yang dikenal dengan Spring Tide. Tercatat beda muka laut pasang dan surut saat kejadian adalah 1,5 m di Benoa dan 1,2 m di Lembar," terangnya.
Penggunaan 'tide gauge' dengan kebutuhan pengolahan data pasang surut per jam, tidak selalu dapat merekam kejadian gelombang tinggi dengan durasi periode antara 3 sampai dengan 9 detik. Alat perekam yang cocok untuk gelombang adalah 'wave recorder'.
Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi Nasional yang berkewajiban menyediakan data dan informasi hidro-oseanografi untuk menjamin keselamatan pelayaran, senantiasa menggelar survei hidro-oseanografi di seluruh perairan Indonesia.
"Pushidrosal juga melaksanakan perekaman data gelombang, namun demikian hanya pada saat pelaksanaan survei hidro-oseanografi berlangsung, tidak seperti pasang surut yang diamati dalam periode panjang," tutup Kapushidrosal.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
7 Fenomena Alam yang Layak Dikunjungi untuk Pelancong Wisata
7 Fenomena Alam Menakjubkan yang Layak Disaksikan Langsung. Yuk Simak!
Baca SelengkapnyaSehari Setelah Dilantik, AHY Langsung Blusukan ke Manado Temui Warga untuk Berikan Sertifikat Tanah
Momen AHY blusukan ke Manado, satu hari setelah dilantik jadi Menteri ATR/BPN.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari
Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaAksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan alam
Baca SelengkapnyaBadai Matahari Terjadi Akhir 2023, Ini Dampaknya Bagi Bumi dan Indonesia
Indonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca SelengkapnyaNestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis
Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaGelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada
Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaPenyebab Perubahan Lingkungan dan Contohnya, Penting Diketahui
Banyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam.
Baca Selengkapnya