Masukkan bom dan peluru ke koper ayahnya, Sutrisno mengaku menyesal
Merdeka.com - Sutrisno Hadi (31) mengaku menyesal telah memasukkan bom ikan dan empat butir peluru ke koper ayahnya yang membuat ayahnya gagal berangkat umrah. Namun, Sutrisno menolak jika dikenakan pasal 9 UU no 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Dalam pasal tersebut menjabarkan mengenai pembuatan, transaksi serta kepemilikan senjata api, amunisi dan bahan peledak untuk melakukan tindak pidana terorisme. Ancaman hukumannya pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.
"Saya murni tidak ada niat untuk meneror dan membahayakan orang lain. Sungguh saya menyesal. Barang-barang yang dimasukan ke koper bapak saya yakni selongsong peluru dan bahan peledak membuat bapak saya batal pergi umrah," ujar Sutrisno dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (11/2).
Dalam pembelaan tersebut Sutrisno juga menjelaskan mengenai asal mula mendapatkan barang-barang tersebut. "Itu saya dapatkan karena mudah didapat dan harga murah," imbuh Sutrisno.
"Saya tidak berpikir melukai bapak saya. Mohon kesempatan untuk keringanan dalam kasus ini. Dan saya ingin memberangkatkan bapak saya (umrah)," tambah Sutrisno.
Rustawi Tomo Kabul dan istrinya gagal berangkat pergi umrah karena petugas Bandara Brunei menemukan bom ikan dan empat butir peluru di tas kopernya. Keduanya umroh menggunakan Royal Brunei Airlines.
Di Bandara Juanda, tas itu lolos dari pemeriksaan petugas. Ketika pesawat mendarat dan transit di Brunei pada Sabtu, 2 Mei 2015 benda berbahaya itu ditemukan.
Saat memberi kesaksian 25 November 2015 lalu, Rustawi membeberkan bahwa anaknya memang sudah nakal saat terdakwa duduk di bangku SMA. "Dia (terdakwa) memang sudah mulai nakal saat SMA kelas 1. Saya juga sempat melaporkan dia ke polisi Malang tapi tidak diproses karena polisi memilih untuk berdamai saja. Sama (kegiatan) ceramah atau ngaji juga dia enggak seneng" ujarnya.
Dia juga mengaku bahwa baru bertemu lagi dengan terdakwa karena sudah lama tidak tinggal serumah.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Agus Subiyanto sering menghabiskan waktu di akhir pekannya dengan si cucu dan menyuapinya makan.
Baca SelengkapnyaMomen 20 orang selalu buka bersama sejak 12 tahun lalu. Begini potretnya yang curi perhatian.
Baca SelengkapnyaSecara tiba-tiba ia menangis di hadapan ayahnya dan mengungkap sebuah permintaan yang begitu mengejutkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak dikenali orang tuanya usai lima tahun merantau, momen wanita mudik diam-diam ini justru bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca SelengkapnyaSang ayah yang bercita-cita menjadi bagian dari TNI sukses dicapainya. Bahkan, keduanya sama-sama menjadi perwira TNI.
Baca SelengkapnyaUsai melihat isi bingkisan yang diberikan kekasih putrinya, ia langsung berdiri dan memeluk calon menantunya.
Baca SelengkapnyaDi tengah pertemuan, terdapat pesan menyentuh hati.
Baca SelengkapnyaUsai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca Selengkapnya