Merdeka.com - Berakhirnya masa darurat kekeringan diberlakukan hingga akhir Oktober, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas menghentikan pasokan air ke sejumlah wilayah, meski masih dilanda kekeringan. Alasan BPBD memutuskan penghentian pasokan air sesuai rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, padahal masih ada sejumlah desa mengalami kesulitan air.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Prasetyo Budi Widodo, mengaku pihaknya tidak lagi memasok air bersih ke wilayah-wilayah masih dilanda kekeringan.

"Kami tidak lagi memasok air bersih, lantaran darurat kekeringan telah berakhir akhir Oktober. Sesuai rekomendasi BMKG, kalau musim hujan di Banyumas akan mulai pada awal November. Karena itu, kami putuskan darurat kekeringan hanya sampai akhir Oktober saja," kata Prasetyo, Selasa (3/11).

Dengan berhentinya pemberlakuan darurat kekeringan, memiliki konsekuensi BPBD tidak dapat memasok air bersih. Meski begitu, diakui BPBD Banyumas, masih ada daerah yang kekeringan karena hujan belum merata.

"Karena itu, BPBD hanya dapat mendorong pihak ketiga agar terus memberikan bantuan air bersih," ucap Prasetyo.

Diakui Prasetyo, hingga kini masih banyak persediaan air bersih dari pihak swasta maupun pihak ketiga yang bisa didistribusikan.

"Di Banyumas, masih ada 56 desa yang tersebar di 20 kecamatan mengalami krisis air bersih. Kami mendorong bantuan air bersih dipasok untuk wilayah-wilayah tersebut," ujar Prasetyo.