MAS & Paroki Sakramen wujud Lakum Diinukum Waliyadiin
Merdeka.com - Kalau bisa hidup berdampingan, kenapa harus bertikai? Kalimat, 'Lakum Diinukum Waliyadiin,' memiliki makna yang luar biasa untuk memahami toleransi umat beragama. Terlebih lagi, sebagai bangsa Indonesia yang memiliki lima agama, tentunya toleransi sangat diperlukan.
Untuk memahami kalimat, Bagimu agamamu dan bagiku agamaku, agaknya kita bisa belajar dari dua tempat ibadah berbeda agama namun bisa hidup dengan rukun dan damai.
Adalah Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) dan Gereja Paroki Sakramen Mahakudus yang sama-sama berdiri bersebelahan di Jalan Pagesangan Baru. Istimewanya, kedua tempat ibadah yang berdiri megah ini, sama-sama mendapat persetujuan dari mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Almarhum Cak Narto (H Soenarto Soemoprawiro) dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Presiden RI H Try Sutrisno pada bulan Agustus 1995. Sedangkan pembangunannya, dimulai sejak September 1996.
10 Nopember 2000, MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus diresmikan secara bersamaan oleh Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang saat itu masih menjabat sebagai presiden ke empat RI.
"Memang, kedua tempat ibadah ini disepakati berdiri dan diresmikan secara bersamaan, sebagai simbol kerukunan umat beragama di Jawa Timur, khususnya di Surabaya. Kenapa demikian, agar bangunannya sama-sama tinggi, sama-sama rendah, karena inilah wujud kebersamaan sebagai negara yang saling menghormati antar pemeluk agama," terang Ketua Bidang Kerosulan Paroki Sakramen Mahakudus Josaphat Haryono, Sabtu (8/9).
Bahkan, lanjut dia, tak jarang kami saling bahu membahu untuk membantu satu sama lain. "Misalnya ketika kita mengadakan acara Misakudus, karena jemaatnya bejibun dan tak ada lahan parkir, pihak Masjid Agung (MAS) bersedia meminjamkan lahan parkirnya. Dari GP Ansor juga ikut membantu dalam soal keamanan. Kalau dulu, saat peresmian, PDIP juga ikut membantu keamanannya," kata dia bercerita.
Sekadar informasi, sebagai pemekaran Paroki Yohanes Pemandi dan Paroki Gembala Yang Baik, paroki ini dibangun berkat kerja keras Romo Johanes Heijne SVD. Proses perizinan panjang dan berliku, tapi beres berkat kebijaksanaan Cak Narto.
Dan dari sekian gereja dan masjid yang ada di Surabaya, hanya MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus yang berdiri bersebelahan. Kedua bangunan megah ini, hanya dipisah ruas jalan dengan lebar sekitar 10 meter.
Ketika diresmikan presiden sekaligus ulama' kontroversial itu, jemaat Paroki Sakramen Mahakudus meminta Gus Dur untuk memimpin doa. "Namun dijawab oleh Gus Dur, kalian itu yang lebih dekat dengan Tuhan, wong kalian itu manggilnya Bapak, jadi yang paling dekat dengan Tuhan itu ya kalian," kata Josaphat menceritakan lelucon yang dilontarkan Gus Dur, sambil mengingat-ingat pidato salah satu tokoh NU tersebut.
"Mungkin baru kali ini ada Presiden Republik Indonesia yang meresmikan gereja dan memberikan kata sambutan sangat menarik," terangnya.
Di tempat terpisah, di pelataran MAS, seorang jamaah mengatakan kalau di Surabaya kerukunan umat beragama masih tergolong kondusif dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Salah satu buktinya adalah keberadaan MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus yang bisa hidup berdampingan dengan saling menghormati satu sama lain.
"Ini wujud dari ayat Lakum Diinukum Waliyadiin. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Jadi kita tak perlu saling bersitegang soal keyakinan masing-masing, asal kita sama-sama tidak saling mengganggu. Dan buktinya, sejak kedua tempat ibadah ini berdiri, kita sama-sama tidak terganggu dengan aktivitas beribadah kita masing-masing," kata Ragil Priyonggo yang hendak menunaikan ibadah salat Zuhur di MAS.
MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus, diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dan gereja dalam arti luas, MAS sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, cultural dan edukatif termasuk wisata religi, untuk membangun dunia Islam yang rahmatan lil alamien. Pun begitu dengan Paroki Sakramen Mahakudus yang sanggup menjadi pusat gereja dengan konsep yang sama.
Secara lahiriyahnya, MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus menjadi landmark kota Surabaya, dan secara simbolik memperkaya peta dunia tentang keberagaman agama di Indonesia, yang tentunya mengangkat citra kota Surabaya di mancanegara.
"Dari cerita yang saya dengar, kedua tempat ibadah ini, konsep bangunannya juga dikerjakan oleh tim dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS)," pungkas Ragil.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Mahfud Dipanggil Gus Dur, Tak Berkutik saat Diminta Jadi Menhan
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md mengungkapkan kisah dirinya dibuat terdiam oleh presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Baca SelengkapnyaPN Surakarta Buka Suara soal Gugatan Almas Tsaqibirru ke Gibran terkait Wanprestasi
Almas mengajukan gugatan perdata dengan nomor perkara 25/Pdt.G/2024/PN Skt yang terdaftar pada Senin, 29 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaSuciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gaya Sederhana Putri Presiden Jajan di Pinggir Jalan, Beli Lima Ketoprak Dibungkus
Putri dari presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini membagikan momen jajan di pinggiran jalan dengan gaya sederhananya.
Baca SelengkapnyaKini Dukung Anies, Begini Jejak Karier Jenderal Ryamizard Ryacudu Keturunan Penyebar Agama Islam di Lampung
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memutuskan mendukung pasangan capres cawapres Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Gus Dur Mendidik Saya Hingga Jadi Cawapres
Isu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.
Baca SelengkapnyaAlmas Tsaqibbirru Ternyata Dua Kali Gugat Gibran karena Tak Ada Ucapan Terima Kasih
Ada delapan poin pokok perkara dalam gugatan Almas.
Baca SelengkapnyaZiarah ke Makam Gus Dur, Ganjar: Beliau Beri Semangat Jaga Pluralisme Dalam Politik
Ganjar sedih lantaran tak memiliki momen bersama Gus Dur.
Baca SelengkapnyaTiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi
Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi
Baca Selengkapnya