Merdeka.com - Nur Rahmad Saleh (23), Pegawai Harian Lepas (PHL) dengan status honorer di kantor Badan Pertanahan Negara (BPN), ditangkap polisi pada Selasa (3/1). Dia diciduk karena menebar teror dan ancaman bom di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.

Tercatat, sebanyak tiga kali dia menebar ancaman meledakkan bom melalui media sosial yakni pada 31 Desember 2016 dan dua kali pada 2 Januari 2017. Ancaman serupa juga ditebarnya melalui surat elektronik yang dikirim melalui surat elektonik ditujukan kepada humas Pemkab Selayar.

Dalam akun facebook, dia menggunakan nama Salim Mubarak dan memperkenalkan diri sebagai panglima militer ISIS asal Indonesia. Nur Rahmad mengaku sebagai pengikut Salim Mubarak yang bermaksud mendirikan negara Islam. Motifnya melakukan teror ternyata sekadar iseng.

"Pengakuan pelaku sementara ini katanya hanyalah iseng belaka. Sekadar ingin mengetahui respon warga Selayar seperti apa saat ada ancaman. Tapi dalam mengunggah status bernada provokatif," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani saat memberikan keterangan kepada wartawan di Mapolda Sulsel, Rabu (4/1).

Meski motifnya hanya iseng, polisi tetap menyelidiki kaitan Nur Rahmad dengan jaringan ISIS. Polisi curiga dia mempelajari tentang ISIS. Polisi menyita barang bukti berupa ponsel, komputer beserta monitornya.

"Ancaman itu sepertinya yang bersangkutan memang mempelajari ISIS itu seperti apa melalui dunia maya, didukung dengan statusnya yang memperkenalkan diri kalau dia adalah pengikut Salim Mubarak," ucap Dicky.

Selain tenaga honorer, pelaku juga tercatat sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Teknik di salah satu universitas di Makassar. Nur mengaku tidak pernah bergabung dalam salah satu organisasi ekstrem. Namun polisi tidka serta merta percaya. Apalagi sampai saat ini ISIS cukup intensif melakukan perekrutan pengikut melalui dunia maya dengan sasaran Asia Tenggara.

Untuk menyelidiki kaitan Nur dengan ISIS, polisi akan meminta keterangan orang-orang terdekat pelaku. "Di antaranya ada Ririn mantan kekasih pelaku dan Nurhayati calon istri pelaku yang Maret mendatang rencananya akan melangsungkan pernikahan dengan pelaku," kata Dicky Sondani.

Selain memeriksa dua orang terdekat pelaku itu, pihaknya juga telah memeriksa dua orang lain yakni Andi Bau dan Murah Kurniadi, staf Humas Pemkab Selayar yang menerima surat elektronik ancaman bom dari pelaku.

Kapolres Selayar, AKBP Edi Suryantha Tarigan menambahkan, ancaman bom pertama kali diterima oleh Murah Kurniadi pada Sabtu (31/1) dan kemudian dilaporkan ke polisi. Setelah ditelusuri, polisi menemukan ancaman yang sama juga disebar pelaku melalui akun facebook yang baru dibuatnya menggunakan nama Salim Mubarak. Polisi berhasil menangkap pelaku setelah menelusuri nomor telepon konfirmasi yang ada pada surat elektronik yang dikirimkan ke Humas Pemkab Selayar.

Dalam nomor telepon tersebut, diketahui pelaku berkali-kali menghubungi salah satu nomor yang ternyata nomor ponsel Ririn, mantan kekasih Nur Rahmad Saleh. Polisi langsung mencari Ririn dan menanyakan pemilik nomor yang ada di surat elektronik yang dikirimkan ke Humas Pemkab Selayar tersebut.

"Terungkaplah siapa pelakunya yang kemudian tertangkap," urai AKBP Edi Suryantha Tarigan.