Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mantan Kapolres disebut, Komisi III adu mulut dengan DPRD Lumajang

Mantan Kapolres disebut, Komisi III adu mulut dengan DPRD Lumajang Aksi solidaritas kasus tambang di Lumajang. ©2015 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Perwakilan Komisi III DPR RI mengadakan kunjungan kerja ke pemerintah daerah Lumajang. Dalam pertemuan di Pemkab Lumajang itu, hadir pula perwakilan Dandim, Ketua DPRD Lumajang, Kapolres Lumajang, Kapolda Jatim, dan Bupati Lumajang. ‎

Setelah beberapa perwakilan DPR RI menyampaikan pertanyaannya seputar kasus tambang ilegal dan pembunuhan Salim Kancil sempat terjadi cekcok di forum.

Cekcok berawal saat anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem, Akbar Faisal menyinggung nama mantan Kapolres Lumajang AKBP Aris Syahbudin. Aris sendiri kini dimutasi menjadi Kasubbidprodikdikmas Biddikmas Korlantas Polri.

AKBP Aris dianggap telah melakukan mutasi sembari menyisakan banyak masalah penambangan liar di Lumajang. Dia juga dikenal berhubungan dekat dengan beberapa pihak pejabat DPRD Lumajang.

"Saya dengar ada anggota DPRD Lumajang yang menjadi back-up di belakangnya," ujar Akbar di Kantor Pemkab Lumajang, Jumat (2/10).

Tak hanya itu, Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Hanura Dossy Iskandar Prasetyo juga sempat menyinggung nama Setiadi Laksono Halim yang kerap dipanggil Jensey. Dia bertanya lebih lanjut bagaimana latar belakang Jensey. Kemudian Dossy meminta agar bisnis tambang Jensey diusut.

Di sisi lain Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Masinton‎ Pasaribu meminta pengusutan masalah tambang sampai ke aktor pebisnis terbesarnya. Jadi penyidikan Polisi diharapkan tidak cuma fokus di kasus pembunuhan, tapi juga harus mendalami kasus pertambangan liar di Lumajang.

"Jangan cuma berhenti di aktor intelektual kalau bapak tidak bisa mengurai ke atas saya rasa bapak-bapak gagal. Kades gak mungkin bekerja sendiri," tuturnya.

‎Ketika diberi waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan, Ketua DPRD Lumajang, Agus Wicaksono ‎menyampaikan kegeramannya atas penyebutan nama mantan Kapolres Lumajang dan Jensey.

"‎Tadi sempat menyinggung AKBP Aris Syahbudin‎, saya tidak terima. Saya sudah lama berkumpul dengan dia. ‎Jadi tolonglah untuk dicabut komentarnya. Maksudnya jangan diulangi lagi. Jangan dibahas lagi. Anda di sini 4 jam saja. Tidak tahu persis ‎bagaimana situasi Lumajang," kata Agus dengan suara tinggi.

‎Menanggapi Agus yang terburu emosi, beberapa Anggota DPR RI justru membalasnya dengan suara tinggi. Gemuruh terjadi karena lebih dari dua orang berbicara secara bersamaan tak jelas. Hingga kemudian Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat, Benny Kabur Harman yang bertindak sebagai moderator menengahi.

"Gak papa kita sama-sama orang politik, sama-sama punya hak imunitas. Tapi saya ingatkan, di sini banyak media, ketika anda menyampaikan Jensey, Jensey itu orangnya hidup dan mati (sedang dalam kondisi sakit-sakitan)," kata Agus meneruskan.

‎"Bukan saya. Saya terima laporan, saya sampaikan," timpal Dossy‎.

"Iya, tapi ini banyak media‎," kata Agus menyampaikan dengan teriakan keras.

"Silakan saja ini terbuka kita. Jadi jangan mendikte saya, sampean cerita saja," jawab Dossy ikut emosional.

"Gini mas, kalau masalah resiko di dalam bekerja itu biasa. Bukan kita malah memberikan pembiaran pada ini mas, salah," kata Anggota Komisi III Fraksi Golkar, John‎ Kenedy Azis menyela.

"Bentar dulu, saya anda masih belum punya hak untuk berbicara. Ini nanti di running teks (media) pasti ada, DPRD Lumajang terlibat penambangan liar. Itu yang saya pikirkan," kata Agus dengan nada lebih tinggi.

Menanggapi hal itu Benny kembali menengahi. Dia berkata tak ada salahnya ditanyakan di forum tersebut. Sebab memang fungsi dari pertemuan tersebut yaitu mengklarifikasi beberapa dugaan yang ada.

‎Seperti diketahui Setiadi Laksono Halim alias Jensey merupakan Direktur Utama PT Mutiara Halim Lumajang. ‎Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur sempat menerbitkan hasil audit investigasi. Isinya mengenai ditemukannya kerugian negara mencapai Rp 5 miliar karena perusahaan Jensey.

Diketahui dari audit BPKP jika perjanjian awal, perusahaan Jensey hanya akan melakukan penimbangan bahan galian pasir. Akan tetapi selama 2004-2005 PT Mutiara melakukan pelanggaran dengan memungut retribusi pasir sebesar Rp 6 ribu per ton. Sehingga Pemerintah Lumajang dirugikan sebesar Rp 5 miliar.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPR dan Korlantas Ungkap Persiapan Terkini Menuju Arus Mudik Lebaran 2024

DPR dan Korlantas Ungkap Persiapan Terkini Menuju Arus Mudik Lebaran 2024

Korlantas menjelaskan persiapan mudik balik Lebaran 2024 mencapai 98 persen.

Baca Selengkapnya
Komandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan

Komandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan

Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget

Baca Selengkapnya
Rugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi  Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan

Rugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan

Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Alasan Camat Parung Panjang Icang Aliyudin Dimutasi

Terungkap, Ini Alasan Camat Parung Panjang Icang Aliyudin Dimutasi

Kursi Camat Parungpanjang diisi oleh Chairuka Judhyanto yang sebelumnya menjabat Camat Ciomas.

Baca Selengkapnya
Komisi III DPR Ingin  Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN

Komisi III DPR Ingin Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN

Korupsi yang diduga dilakukan Budi Said di Antam ditaksir mencapai Rp1,1 triliun

Baca Selengkapnya
KPK Ancang-Ancang Lawan Praperadilan Mantan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Ancang-Ancang Lawan Praperadilan Mantan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Gus Mudhlor ditetapkan KPK sebagai tersangka seteah diduga terlibat melakukan pemotongan dana insentif ASN.

Baca Selengkapnya
Tersangka Peragakan 41 Adegan Pembunuhan Pengusaha Roti dan Anaknya di Maros, Istri Korban Histeris

Tersangka Peragakan 41 Adegan Pembunuhan Pengusaha Roti dan Anaknya di Maros, Istri Korban Histeris

Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap pengusaha roti Makmur (52) dan anaknya Abdillah Makmur (27) di Maros, Selasa (19/12).

Baca Selengkapnya
Kepala Dinas di Mamuju Terjaring OTT, Kantor Digeledah Polisi

Kepala Dinas di Mamuju Terjaring OTT, Kantor Digeledah Polisi

Penggeledahan dilakukan setelah Kepala Dinas PMD Mamuju Jalaluddin tertangkap tangan diduga menerima suap proyek Dana Alokasi Khusus di Disdikpora Mamuju.

Baca Selengkapnya
Kombes Polisi Tanya Pasukan Cuma 1 Orang yang Menjawab, Diperintah Maju Langsung Dikasih Duit

Kombes Polisi Tanya Pasukan Cuma 1 Orang yang Menjawab, Diperintah Maju Langsung Dikasih Duit

Aksi seorang komandan polisi langsung memberi uang tunai ke anggota di tengah apel menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya