Malaysia kembali usir 80 TKI melalui Nunukan
Merdeka.com - Pemerintah Kerajaan Malaysia kembali mengusir 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Negeri Sabah melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Pengusiran dilakukan lantaran para TKI tersebut tidak mampu menunjukkan kelengkapan dokumen keimigrasian (paspor).
Kepala Unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Nasution mengatakan bahwa berdasarkan berita acara serah terima TKI deportasi (dipulangkan) nomor 184/Kons/IV/2015 tertanggal 16 April 2015 dari Konsulat RI Tawau, Malaysia sebagian besar TKI diusir karena pelanggaran imigrasi. "Karena kasus pelanggaran keimigrasian," kata Nasution seperti dikutip Antara, Kamis (16/4).
Nasution mengungkapkan, 80 TKI yang dipulangkan kali ini bekerja di wilayah Sandakan Negeri Sabah terdiri 58 laki-laki dan 22 perempuan. "Pelanggaran keimigrasian sebanyak 71 orang, tujuh orang kasus kriminal umum dan dua orang kasus narkoba," tutur Nasution.
80 TKI yang dipulangkan itu tiba di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan sekitar pukul 18.00 Wita, menumpang kapal angkutan resmi KM Labuan Ekspres V dengan pengawalan Konsulat RI Tawau.
Salah seorang TKI yang dipulangkan bernama Samsuddin bin Haris (41) mengaku diganjar hukuman selama empat bulan lebih di Pusat Tahanan Sementara (PTS) Sibuga Sandakan karena kasus pelanggaran keimigrasian.
Pria yang mengaku berasal dari Kabupaten Bone, Sulsel ini sehari-hari bekerja sebagai sopir truk di Keningau Kota Kinabalu. Dia ditangkap aparat gabungan dari imigrasi dan aparat kepolisian Malaysia saat sedang mengangkut bahan bangunan.
Berdasarkan data BP3TKI dan kepolisian Kabupaten Nunukan yang melakukan pendataan terhadap 80 TKI yang dideportasi itu, sebanyak 32 orang masuk ke Malaysia menggunakan paspor lawatan, menggunakan paspor TKI (24 halaman) sebanyak 13 orang dan pas lintas batas (PLB) sebanyak satu orang.
Kemudian yang memilih pulang ke kampung halamannya sebanyak 13 orang, mencari pekerjaan di Kabupaten Nunukan (17) dan ingin kembali di Malaysia sebanyak 50 orang dengan berbagai alasan.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Empat TNI tersebut belum bisa menjabarkan waktu pastinya untuk pemindahan prajurit.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaBukannya berhenti, sopir pembawa rokok ilegal malah kabur saat diberhentikan petugas
Baca SelengkapnyaAda juga upaya membenturkan aparat Polri dan TNI dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaTNI masih berada di dalam hutan sampai saat ini untuk melaksanakan eksfiltrasi (proses pemindahan personel).
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca Selengkapnya