Merdeka.com - LI (22) diduga membunuh bayinya sesaat setelah persalinan mandiri di kamar kosnya. Polisi telah menetapkan mahasiswi Jurusan Teknologi Hasil Perikanan di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang tersebut sebagai tersangka.

Kasat Reskrim Polresta Malang, AKP Adam Purbantoro mengatakan, LI telah ditetapkan sebagai tersangka sejak hari ini, Kamis (16/4). Jika terbukti, wanita yang sedang merampungkan tugas akhirnya tersebut terancam hukuman 20 tahun penjara.

"Dia (LI) dijerat pasal 80 ayat 3 dan 4 KUHP, Junto pasal 76 Undang-undang Perlindungan Anak karena dugaan lalai dan membiarkan seorang anak meninggal dunia. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara," kata Adam, Kamis (16/4).

Penetapan tersangka, kata Adam berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan oleh polisi dari pemeriksaan tujuh orang saksi. Para saksi yang sudah diperiksa polisi adalah tiga teman kos tersangka, pemilik kos, dan warga yang menemukan jasad bayi.

Bukti yang diperoleh antara lain bercak darah di kasur dan lantai, serta ari-ari bayi.

Kepada polisi, LI juga mengaku tidak sengaja membunuh bayinya. Saat itu diakui LI, kalau tubuhnya lemas akibat proses melahirkan yang tidak dibantu siapapun.

Sang bayi didekap dalam kondisi masih bercampur air ketuban. Dia berusaha agar bayinya tidak menangis. Karena pelukan itu bayi yang dilahirkan Selasa (14/4) dini hari tersebut meninggal dunia.

Namun polisi tidak begitu saja menerima pengakuan LI, saat ini kasusnya terus dikembangkan. Polisi akan meneruskan pemeriksaan LI, yang kini sedang mendapat perawatan.

"Beberapa saksi lagi masih akan diperiksa. Masih terus dikembangkan," tegasnya.