Machfud Suroso bantah tampung komisi proyek Hambalang

Merdeka.com - Direktur Utama PT Dutasari Citra Laras Machfud Suroso, berkilah tidak pernah menampung setoran dari konsorsium kerja sama operasi PT Adhi Karya - PT Wijaya Karya sebagai setoran komisi proyek P3SON Hambalang untuk mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dan mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Deddy Kusdinar. Malah menurut penasihat hukum Machfud, Syaiful Ahmad Dinar, hal itu merupakan cerita karangan.

"Itu enggak ada. Saya jamin tidak ada. Itu enggak ada. Itu cerita bohong," kata Syaiful kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (22/11).

Syaiful menampik kliennya juga memiliki transaksi mencurigakan dengan mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor. Dia juga mengelak kliennya tidak pernah menerima setoran komisi proyek dari Komisaris PT Metaphora Solusi Global, Muhammad Arifin.

"Itu tidak ada. Nanti pada proses pemeriksaan selanjutnya akan dijelaskan apa yang diperiksa," ujar Syaiful.

Syaiful juga mengelak kliennya tidak pernah menggelembungkan harga kontrak pengadaan dan pemasangan mekanikal elektrik dalam proyek P3SON Hambalang. Menurut dia, hal itu akan dibuktikan dalam persidangan melalui akuntan publik.

"Akan dibuktikan berapa uang yang masuk ke Dutasari. Kemudian berapa pengeluaran untuk proyek itu. Sehingga jelas apakah rugi atau untung. Itu ada akuntan publik yang menghitungnya nanti," lanjut Syaiful.

Dalam berkas dakwaan Deddy Kusdinar, Machfud diduga berperan sebagai penampung uang setoran komisi untuk Andi Mallarangeng dan para pejabat Kemenpora yang terlibat proyek Hambalang. Sebelumnya, anggota tim asistensi proyek Hambalang dan Direktur CV. Rifa Medika, Lisa Lukitawati Isa, dan Wafid Muharam meminta Teuku Bagus memberikan komisi 18 persen kepada Andi Mallarangeng, sesuai permintaan adik Andi, Andi Zulkarnain Anwar Mallarangeng alias Choel. Duit itu dikumpulkan ke Machfud Suroso.

Teuku Bagus pun menyanggupi permintaan itu. Dia kemudian melakukan transfer uang bertahap dalam jumlah miliaran ke rekening pribadi kerabat istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila, dan rekening perusahaan. Padahal, saat itu pengerjaan pengadaan dan pemasangan mekanikal elektrikal belum berlangsung.