Merdeka.com - Dalam tiga hari ini, dua pelajar tewas karena tawuran. Setelah tawuran SMA 6 dan SMA 70 mengakibatkan satu pelajar tewas. Hari ini, Deni Januar (17), siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 meregang nyawa setelah dibacok oleh pelajar SMA Kartika Zenie.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meski sama-sama tawuran namun dua kasus tersebut ternyata berbeda.

"Agak beda sedikit. Kalau SMA 6 dan SMA 70 setelah membunuh melarikan diri dan belum ketangkap, jadi punya jejaring. Sedangkan anak yang membunuh SMA Karya 66 tadi anaknya lugu tapi punya beban sosial yang luar biasa," kata M Nuh usai menemui tersangka di Polres Jakarta Selatan, Minggu (26/9).

M Nuh mengakui kalau sekolah menampung anak yang memiliki beban sosial merupakan beban berat dalam dunia pendidikan.

"Dalam waktu dekat ini kami mencari tahu solusi untuk anak-anak yang memiliki beban sosial seperti ini. Semua opsi untuk menyelesaikan persoalan ini harus dibuka," jelas Nuh.

"Termasuk sanksi hukum. Kalau ada anak yang melakukan tindakan kriminalitas harus ditindak tegas. Tetapi kadang-kadang kita kan begini, karena anak-anak harus dilindungi. Kalau hukuman sederhana-sederhana akan merembet ke yang lain. Dihukum tegas tetapi hak anak tetap dilindungi," pungkasnya.