Merdeka.com - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, disebut mencoba mempengaruhi pejabat Kementerian Pertanian, untuk menambah kuota impor daging sapi. Hal itu tercantum dalam surat dakwaan dua terdakwa kasus suap impor daging sapi, Arya Abdi Effendy alias Dio dan Juard Effendy.

Dalam surat dakwaan yang dibacakan ketua tim jaksa penuntut umum (JPU) Mochammad Roem, Arya dan Juard memberikan uang Rp 1,3 miliar kepada Luthfi selaku Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, lewat Ahmad Fathanah. Uang itu diberikan kepada Luthfi agar dia menggunakan kedudukannya untuk mempengaruhi pejabat Kementerian Pertanian guna mengusahakan pemberian persetujuan pengajuan permohonan penambahan kuota impor daging sapi pada 2013.

"Izin itu diajukan oleh Grup Indoguna. Yaitu PT Indoguna Utama, PT Nuansa Guna Utama, PT Sinar Terang Utama, CV Cahaya Karya Indah, dan CV Surya Cemerlang Abadi," kata Jaksa Roem saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (24/4).

Dalam surat dakwaan terungkap, Elda Devianne Adiningrat alias Devi alias Bunda bertemu Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman. Dalam pertemuan itu, Elda mengaku dapat membantu Maria meningkatkan jumlah kuota impor daging sapi buat grup PT Indoguna. Elda pun mengenalkan Maria kepada AF.

Saat menerima duit itu, Luthfie melanggar ketentuan, yakni pasal 5 butir 4 Undang-Undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bebas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Luthfi menjanjikan kepada Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, lewat perantaraan Elda Devianne Adiningrat dan Ahmad Fathanah berjanji akan mengusahakan penambahan kuota impor daging sapi pada 2013, dan mengenalkan Maria dengan Suswono.

Buat memuluskan hal itu, Maria menawari Luthfi lewat Ahmad Fathanah jatah Rp 5 ribu per kilo daging impor, dari rencana 1584 ton daging sapi impor. Sehingga total fee mencapai Rp 40 miliar.

Sebelum hal itu terjadi, Ahmad Fathanah menyampaikan permintaan uang sebesar Rp 1 miliar kepada Maria, dengan dalih untuk kegiatan operasional Luthfi. Maria menyanggupinya, dan memerintahkan terdakwa Arya mencairkan uang Rp 1 miliar.