Merdeka.com - Dalam tempo 15 menit, 50 pelukis Mural Jawa Timur, berhasil memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan melukis Kota Surabaya, sebagai Kota Pahlawan di atas kain kanvas berukuran 60 x 20 meter, Sabtu (27/9) sore.

Para seniman itu, melukis di atas kanvas seberat 120 ton plus besi pengaitnya itu, untuk mengiringi langkah PT PP Properti melakukan topping off pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 1 di Surabaya.

Lukisan dengan ikon 'Suro dan Boyo' itu dilukis dengan menggunakan modifikasi 10 unit water pressure sebagai pengganti kuas dan 30 pail cat tembok serta 620 kaleng cat semprot (pilog).

Sementara kanvas berukuran 1.200 meter persegi itu, dibentangkan di sebelah bangunan Gedung Apartemen Pavilion Permata Tower di kawasan Bukit Mas Surabaya.

Dan karena sukses menuntaskan lukisan terbesar dalam tempo 15 menit itu, terhitung mulai pukul 17.00 WIB hingga 17.15 WIB, 50 seniman dan PP Properti itu, dianugrahi penghargaan oleh MURI karena membuat lukisan terbesar dan penyelesaian tercepat. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Senior Manager MURI, Paulus Pangka.

Direktur Utama PT PP Property, Galih Prahananto mengatakan, pemberian Piagam MURI bernomor 6656/R.MURI/IX/2014 itu, sebenarnya bukan target. "Target kami adalah menyelesaikan pembangunan tepat waktu. Kalau dalam seremonial topping off ini, ada kegiatan rekan-rekan seniman mural se-Jawa Timur, karena kami ingin berkesenian," kata dia di sela acara.

Diakui Galih, proses melukis yang dilakukan para seniman mural itu, tidaklah mudah. Selain lebar dan tinggi, juga memaksa para seniman tersebut untuk bergelantungan di atas saat menyemprotkan cat.

Galih juga mengungkap, kenapa pihaknya menginginkan lukisan Kota Pahlawan, karena Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

"Surabaya mulai penuh dengan bangunan properti pemukiman, hotel, apartemen, dan perkantoran. Untuk itu, kami ingin melukis ikon Kota Pahlawan. Dan berhasil menuntaskan lukisan raksasa ini, kami menyabet penghargaan rekor dunia dari MURI," sambung dia.

Sementara kenapa melibatkan para seniman? Galih mengatakan, dalam dunia usaha, juga membutuhkan sentuhan seni. "Kami tidak hanya semata-mata berbisnis. Tetapi kami juga mencintai seni juga," pungkas dia.