Merdeka.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melanjutkan proses assessement ke Putri Chandrawathi yang sebelumnya sudah tertunda tiga kali.

"Rencananya sudah ada, besok. Lihat nantilah, hari ini belum," ungkap juru bicara LSPK Rully Novian ke wartawan di kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (8/8).

Proses assessement hanya bisa dilakukan oleh pemohon langsung, jadi Putri yang akan datang langsung ke LPSK atau sebaliknya. Karena proses tersebut dinilai fleksibel tidak menetap pada suatu tempat.

"Semua korban, korban kekerasan seksual. Korban perdagangan orang. LPSK melakukan treatment yang sama. Jika ada potensi mengalami trauma maka LPSK akan datang ke tempat itu. Atau memilih tempat yang paling nyaman bagi para korban," jelas Rully.

Sebelumnya, istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi sudah terhitung tiga kali mangkir dari tes assessement LPSK. Hal tersebut dikarenakan kondisi mental Putri yang masih terguncang.

"Berdasarkan hasil konsultasi kami dengan psikolog, kami hadirikan psikolog untuk menjelaskan kondisi klien kami yang saat ini masih dalam keadaan terguncang dan trauma berat," kata Kuasa Hukum istri Ferdy Sambo di kantor LPSK, Senin (2/8).

Sedangkan di lain pendapat, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Achmadi menyampaikan proses assessement bisa dilakukan dimana saja. Hal tersebut berkaitan dengan ketidakhadirannya istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi.

"Melakukan asesment itu tidak meluluh harus di LPSK, bisa di mana saja yang terpenting kondisi daripada pemohon bisa kita lakukan assessment," ujar Achamdi kepada wartawan.

Namun demikian, Pihak LPSK pernah mencoba mendatangi langsung ke kediaman Putri. Dikarenakan kondisinya yang masih belum stabil pihak LPSK mengurungkan niatnya.

"Assessment itu ya jadi tidak bisa juga, meskipun di sana sudah ada pendamping psikolog," terang Achamdi.