LIPI bikin alat pendeteksi tanah longsor
Merdeka.com - Tiap tahun, bencana tanah longsor kerap terjadi. Apalagi di musim hujan. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2013, daerah yang rawan longsor terletak di pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bencana tanah longsor kerap kali merenggut banyak korban jiwa. Terakhir, bencana tanah longsor terjadi di Bandung Barat. Data sementara, korban tewas sebanyak 9 orang.
Padahal, bencana seperti tanah longsor bisa diprediksi. Caranya dengan menggunakan sensor elektromagnetik.
Alat tersebut berbentuk batang besi berukuran 15 sentimeter dan diberi sensor di dalamnya yang berukuran 20 sentimeter. Alat itu ditanam di dalam tanah. Cara kerjanya mengirim dan menerima kembali sinyal elektromagnetik yang mengukur volume air di tanah.
"Sensor yang ditanam di dalam lereng (dalam tanah) bisa melihat seberapa banyak kadar air yang sudah berada di dalam tanah, jadi kita bisa memantau apakah lereng itu terindikasi rawan longsor atau tidak," kata Peneliti P2 Geoteknologi LIPI Adrin Tohari dalam diskusi publik "Mitigasi Banjir dan Longsor" di Ruang Seminar Widya Graha LIPI Jakarta, Selasa (26/3).
Penyebab terjadinya longsor biasanya tanah di lereng-lereng sudah terisi penuh oleh air. Sehingga, kemungkinan besar tanah itu akan mudah longsor.
"Semoga pemerintah nantinya mau bekerja sama dengan para peneliti, untuk menguji ulang kelayakan alat ini agar bisa secepatnya disosialisasikan ke masyarakat," harap Adrin.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arkeolog Kaget, Manusia Purba Ini Sudah Memakai Lem untuk Membuat Perkakas Batu
Baca SelengkapnyaBPBD meminta pengendara selalu waspada jika melintasi jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polri telah menyiapkan rekayasa lalu lintas terutama pembagian kendaraan yang menuju pelabuhan Merak
Baca SelengkapnyaMisterius, Arkeolog Temukan Susunan Batu Melingkar di Pegunungan, Lebih Tua dari Piramida Mesir
Baca SelengkapnyaBudi menuturkan, untuk penggunaan jalur arus mudik saat Lebaran, masyarakat bisa menggunakan jalan arteri yang ada ataupun kereta api.
Baca SelengkapnyaKompleks vila yang ditemukan di lanskap Zaman Perunggu ini memiliki plester dan mosaik rumit.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengungkap keunikan spesies baru ini dibanding udang lainnya.
Baca SelengkapnyaRekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.
Baca Selengkapnya