Lingga patok, bukti rakyat dukung Ken Arok lawan Raja Kertajaya
Merdeka.com - Masyarakat Dukuh Selomanen, Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri menceritakan bahwa dahulu artefak (watu tugu dan lingga) ini berasal dari sawah bagian selatan desa setempat. Kala itu ada penggalian tanah besar-besaran dan banyak ditemukan struktur bangunan serta batu-batu hitam, juga gerabah, keramik, uang kuno dan emas.
Karena temuan emas tersebut maka banyak orang luar daerah yang datang dan mengajak masyarakat setempat berburu harta karun. Temuan struktur bangunan dari bata kuno dan artefak lainnya banyak yang dibuang ke dalam sungai.
"Melihat temuan yang sangat padat dari benda cagar budaya dan juga struktur cagar budaya yang dimiliki Desa Purwokerto, maka dapat diidentifikasi bahwa daerah ini dulu pernah terdapat pemukiman kuno," kata Nofi Bahrul Munib, S Hum, arkeolog dari Pasak pada merdeka.com, Kamis (10/10)
Ditemukannya empat (4) lingga tanpa yoni di situs Selomanen ini disinyalir sebagai lingga patok (patok batas) yang biasanya digunakan sebagai batas tanah sima (tanah perdikan). Selain data arkeologis yang melimpah, ternyata dahulu di desa ini juga pernah ditemukan batu bersurat 'prasasti' (beschreven steen) berangka tahun 1148 Saka di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang diberi nomor oleh Verbeek dengan No 571 (Knebel, 1910:302).
Dari angka tahunnya, prasasti tersebut dikeluarkan pada masa pemerintahan Sri Ranggah Rajasa atau yang sering kita kenal dengan nama Ken Arok. Prasasti Purwokerto ini baru satu-satunya temuan prasasti yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Sri Ranggah Rajasa. Namun hingga sekarang belum dapat ditelusuri kembali keberadaannya, sehingga tidak dapat diketahui alasan Raja Tumapel pertama tersebut memberikan prasasti di wilayah ini.
Secara kontekstual, keberadaan Situs Selomanen dan ditemukannya prasasti masa Ken Arok di Desa Purwokerto ini menunjukkan bahwa wilayah ini telah menjadi desa penting masa Kerajaan di bumi Kadhiri dan juga Kerajaan Tumapel.
Pemberian prasasti kepada suatu desa biasanya beralasan karena penduduk desa tersebut telah berbakti dan berjasa besar terhadap sang raja. Sri Ranggah Rajasa adalah raja pertama kerajaan Tumapel (Singhasari) yang berhasil meruntuhkan kerajaan Panjalu di Bumi Kadhiri pada tahun 1144 Saka.
Peristiwa ini diabadikan dalam Kakawin Nagarakrtagama dan juga Pararaton. NagarakÅtagama (XL:3) memberikan informasi tentang runtuhnya Kerajaan Panjalu yang berpusat di bhÅ«mi Kadiri, yaitu:
Ring ÅÄkÄbdhi kretÄ Åangkara sira tumekÄ Åri narÄndrÄng kadhinten, Sang wirÄnindita Åri kÅtajaya nipunÄng ÅÄstra tatwopadÄÅa, ÅighrÄlah göng bhayÄmrih malajenganusupÄ pÄjaran pÄrÅwa ÅÅ«nya, SakwÄhning bretya mukyang para pajuritasing kÄri ring rÄjya Åirnna.
(Artinya : Pada tahun saka ÄbdhikretÄÅangkara (1144) baginda menyerang raja Kadiri Çri Kertajaya terkenal pemberani ahli sastra serta filsafat dan doktrin keagamaan, Segera terkalahkan karena amat berbahaya berusaha melarikan diri menyelinap di sebelah pertapaan yang sepi, Banyak rakyat pimpinan prajurit setiap yang masih berada di ibukota dimusnahkan) (Riana, 2009: 203-205).
Jika keberadaan anugerah prasasti Sri Ranggah Rajasa (Ken Arok) berada di wilayah Purwokerto, Bumi Kadhiri ada hubungannya dengan peristiwa runtuhnya pemerintahan Sri Kertajaya di Bumi Kadhiri. Maka timbul penafsiran, jika warga desa di Purwokerto kuno telah mendukung kubu Sri Ranggah Rajasa (Kerajaan Tumapel) dari pada penguasa wilayahnya di Bumi Kadhiri, yaitu Sri Kertajaya (Kerajaan Panjalu).
Melihat temuan di Desa Purwokerto ini cukup padat, dan juga ditemukan Prasasti satu–satunya dari masa kekuasaan Sri Ranggah Rajasa berangka tahun 1144 Saka. Maka situs ini perlu penelitian lebih lanjut dan juga pencarian ulang prasasti yang pernah ditemukan pada masa Belanda tersebut.
Sehingga kajian sejarah Nasional Indonesia mengenai tokoh Sri Ranggah Rajasa atau Ken AÅrok lebih lengkap. Sejarah pendiri dinasti Rajasa dan tokoh yang diagungkan sebagai cikal bakal dinasti seluruh keturunan Rajasa di Kerajaan Tumapel hingga Raja-Raja dinasti Rajasa Kerajaan Majapahit.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak yang Ragukan Pembangunan Ibu Kota Baru, Kepala OIKN: Silakan Datang ke Sini, Lihat Langsung
“Banyak sekali elemen masyarakat yang ingin melihat di sini dan kami sangat terbuka. Tak ada yang ditutupi di sini,” ujar Bambang.
Baca SelengkapnyaPaman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya
Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaLebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah
Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Desa Ini Lokasinya di Pinggir Jurang Tapi Padat Penduduk, Pemandangannya Ternyata Indah Banget
Meski berada di tepi jurang, namun perkampungan tersebut padat penduduk.
Baca SelengkapnyaDulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaKapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Diperiksa Propam Buntut 16 Tahanan Kabur
Sejumlah tahanan yang kabur sudah ditangkap kembali.
Baca SelengkapnyaJenguk Lansia Sebatang Kara, Bupati Ipuk: Terima Kasih Orang-Orang Baik
Jumhari, yang sakit dan tinggal sebatang kara, di Kecamatan Genteng, Selasa (26/3).
Baca SelengkapnyaMenengok Lebih Dekat Lokasi Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Lantai 22 Apartemen di Penjaringan
Polisi masih mendalami motif sekeluarga itu bunuh diri. Pengakuan tetangga mereka dalam kesulitan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan
Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca Selengkapnya