Lindungi Anak-anak dari Pengaruh Paham Radikalisme
Merdeka.com - Anak-anak harus dilindungi dari pengaruh paham kekerasan dan kebencian. Pemerintah dan masyarakat perlu melakukan pengawasan ekstra karena penyebarannya mulai masif di lingkungan sosial dan sekolah.
"Itu sudah merata (penyebaran paham radikalisme). Anak-anak ini harus dilindungi oleh orangtuanya, keluarga, lingkungan dan juga lembaga pendidikan. Karena anak akan menjadi penerus bangsa ke depannya," ujar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait dalam keterangannya, Jumat (26/7).
Dirinya mengamati fenomena penyebaran paham radikalisme kepada anak saat ini sudah parah. Setelah itu ada bentuk-bentuk lain seperti menunjukkan simbol-simbol kekerasan bahwa anak itu berbeda dengan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Menurutnya, penanaman radikalisme sebagai keyakinan ideologi dan keyakinan agama kepada anak tentunya adalah hal yang salah. Oleh sebab itu, lanjutnya, semua pihak harus mengantisipasi secara bersama-sama agar hal tersebut tidak terjadi lagi di lingkungan anak.
"Saya kira rumah harus tetap menjadi rumah yang menanamkan kaidah-kaidah agama yang ada. Jadi tidak mengajarkan yang berbeda dengan kaidah-kaidah bangsa kita," ujar pria yang sudah 12 tahun menjadi Sekjen Komnas PA ini.
Arist mengatakan lembaga pendidikan juga harus dapat menanamkan pendidikan deradikalisasi. Untuk itu perlu adanya pengembangan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersifat dialogis dan partisipatif.
"Tetapi guru harus berfungsi bagaimana sebagai mediator dan fasilitator terhadap apa yang dipikirkan anak-anak menyangkut tentang dirinya termasuk tentang pendidikan dan keilmuan akademik," katanya.
Selain itu, menurutnya, masyarakat di lingkungan anak juga harus mengambil peran dalam membentengi anak dari paham-paham kekerasan. Masyarakat harus bisa membangun budaya ketimuran kita yang selama ini saling memperhatikan. Oleh karena itu Gerakan Perlindungan Anak Sekampung dan Sedesa harus dibangkitkan.
"Dalam artian masyarakat diminta untuk ikut membangun budaya ketimuran kita yang peduli dengan moto ‘Anakmu adalah Anakku’ atau ‘Cucumu adalah Cucuku’."
Semangat itu harus dibangun karena selama ini budaya yang santun terhadap sekitar sudah banyak ditinggalkan masyarakat. Ini bisa terjadi karena semua orang sekarang cenderung memanfaatkan teknologi.
"Sekarang banyak komunikasi yang dibangun orang tua, oleh anak-anak atau lingkungannya melalui media sosial, yang tidak lagi verbal. Tentunya ini mengurangi kedekatan dan solidaritas maupun pemahaman ataupun kesetiakawanan terhadap sesama," ujarnya
Untuk itu di Hari Anak Nasional (HAN) 2019 dirinya juga meminta kepada pemerintah dengan jargon atau tema yang disuguhkan kepada masyarakat harus konsisten. Tema besar HAN kali ini adalah 'Menggugah peran keluarga menjadi garda terdepan dalam melindungi anak agar menjadi anak yang gembira'.
"Harus konsisten untuk menanamkan Hari Anak Nasional itu di rumah atau lingkungan kita sendiri dan sebagainya. Karena hal itu merupakan tanggung jawab bersama," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaPada musim liburan, banyak orangtua mengajak anak mereka untuk berlibur. Dalam perjalanan, tak jarang anak mengalami rewel. Begini cara menenangkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk menghilangkan sejumlah kebiasaan buruk yang dimiliki oleh anak.
Baca Selengkapnya