Merdeka.com - Limbah pengelolaan kelapa sawit dari PT London Sumatera Indonesia (Lonsum) Tbk di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), diduga telah mencemari Sungai Rawas.

Akibatnya, anak Sungai Musi itu tak bisa lagi dikonsumsi masyarakat.

Hal itu terungkap saat puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat dan Pemuda Peduli Aset Daerah (AMPPAD) Sumsel berunjuk rasa di Mapolda Sumsel, Kamis (13/11). Mereka menuntut polisi memeriksa perusahaan tersebut dalam kasus itu dengan membentuk tim investigasi.

Koordinator lapangan Yetra Hasibuan mengungkapkan, limbah PT Lonsum tersebut dibuang tanpa dikelola dengan baik ke Sungai Rawas. Tak hanya membahayakan kesehatan warga setempat, limbah itu juga akan merusak lingkungan hidup di sungai.

"Masyarakat berhak mendapatkan lingkungan sehat, asri dan bersih. Jika ada pencemaran, jelas ini melanggar hak asasi," ungkap Yetra.

Pencemaran lingkungan itu terbukti dari hasil uji laboratorium sampel air sungai oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel. Hasilnya, limbah dari PT Lonsum melebihi ambang batas baku mutu.

Pencemaran ini telah melanggar Pasal 70 Ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. "Sayang, BLH Sumsel tidak memberikan sanksi terhadap PT Lonsum," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya meminta Polda Sumsel mengawasi BLH Sumsel agar tidak kongkalikong dengan pihak perusahaan. "Bila perlu PT Lonsum ditutup operasinya," kata dia.

Kasubdit Pelayanan Masyarakat (Penma) Polda Sumsel AKBP Imam Ansori yang menerima massa berjanji akan mengusut kasus tersebut. "Aspirasi kami terima dan akan kami sampaikan kepada atasan kami untuk ditindaklanjuti," tuturnya.