Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lestarikan kuliner, Aceh gelar Festival Kuah Beulangong

Lestarikan kuliner, Aceh gelar Festival Kuah Beulangong Kuah Beulangong khas Aceh. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Aceh tidak hanya terkenal dengan alamnya yang indah. Akan tetapi juga terkenal dengan beragam masakan atau kuliner. Selain Mie Aceh yang diburu wisatawan yang datang ke Aceh, ternyata juga masih banyak kuliner lain yang belum terpublikasi dan diketahui oleh orang banyak di luar Aceh.

Di antaranya sebuah kuliner khas Aceh adalah Kuah Beulangong (Kuah Belanga). Masakan khas ini di tengah-tengah masyarakat Aceh sudah sangat mengakar. Ini menjadi hidangan khas setiap ada hajatan seperti pesta perkawinan, Keuduri Blang (Kenduri Sawah), sunatan dan sejumlah hajatan lainnya selalu memasak Kuah Beulangong.

Atas dasar itulah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar festival Kuah Beulangong, Kamis (27/3) di Banda Aceh. Festival ini dipusatkan di Meseum Aceh yang hanya selemparan batu dengan Pendopo Gubernur Aceh. Festival ini diikuti sedikitnya 15 Kecamatan dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar untuk melestarikan kuliner khas Aceh yang nyaris tergilas oleh masakan moderen saat ini.

"Selain itu untuk melestarikan kuliner khas Aceh dan makanan ini merupakan makanan turun-temurun nenek moyang kita. Kemudian kita harap akan terlestarikan di aceh, jangan sampai makanan khas Aceh tertinggal karena arus globalisasi," kata Kepala Disbudpar Aceh, Reza Fahlevi.

Selain itu, target jangka panjang yang dicita-citakan oleh Disbudpar Aceh akan menjadi agenda rutin tahunan nantinya. Sehingga akan menjadi even untuk mendatangkan wisatawan di Aceh dalam rangka program Visit Aceh 2014. "Tentunya juga ajang promosi dan nantinya bisa menjadi even pariwisata dan akan banyak tamu datang ke Aceh untuk melihat kuliner di Ace," imbuhnya.

Sementara itu salah seorang peserta Festival Kuah Beulangong dari Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Sabri mengungkapkan, kegiatan ini merupakan sebuah agenda yang patut diberikan apresiasi. Karena dengan adanya even ini akan mempererat silaturrahmi dan bisa menjadi ajang pendidikan untuk semua orang.

"Ini sebuah agenda yang luar bisa. Kami ini tidak ada warung nasi, tapi kami komunitas yang setiap ada hajatan seperti pesta perkawinan dan lainnya, kami menjadi tim memasak," ujar Sabri.

Dia menjelaskan, dalam satu tim untuk mengikuti festival ini berjumlah 10 orang. Di antaranya 6 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Masing-masing memiliki tugas masing-masing, baik perempuan maupun laki-laki.

"Bukan Kuah Beulangong namanya kalau tidak ada Bu Kulah (Nasi bungkus berbentuk piramida), jadi tugas perempuan adalah membungkus nasi dan laki-laki memasak Kuah Beulangong," tukasnya.

Sedangkan untuk penilaian festival tersebut ada 3 orang dewan juri yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Aiyup Yusuf salah seorang dewan juri mengatakan, kriteria utama dalam penilaiannya adalah tekstur rasa yang tidak dipengaruhi oleh zat lain di era modern saat ini.

"Kita nilai yang pertama adalah cita rasa yang alami, artinya tidak dicampur dengan penyedap rasa," jelas Aiyub Yusuf.

Lanjutnya, Kuah Beulangong memang ada beragam jenis dan isi dalam adonannya. Di antaranya ada yang menggunakan nangkam pisang dan bahkan hati batang pisang untuk dicampur bersama dengan daging Kuah Beulangong tersebut.

Adapun daging yang sering digunakan untuk memasak Kuah Beulangong, lanjutnya, adalah daging sapi. Masakan itu dicampuri dengan bumbu yang diracik secara tradisional tanpa menggunakan penyedap rasa.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar Festival Musik Terbesar dan Terkenal di Dunia, Ada yang di Indonesia?
Daftar Festival Musik Terbesar dan Terkenal di Dunia, Ada yang di Indonesia?

Acara ini sering disajikan dengan tema seperti genre musik, kebangsaan, atau lokalitas musisi, atau bahkan liburan.

Baca Selengkapnya
Jangan Lewatkan Keseruan KapanLagi Buka Bareng 2024!
Jangan Lewatkan Keseruan KapanLagi Buka Bareng 2024!

Selain hiburan musik yang memukau, Kapanlagi Buka Bareng Festival 2024 juga menawarkan kesempatan untuk berbelanja dengan harga yang sangat menggiurkan.

Baca Selengkapnya
Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol
Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol

Kreatifitas dari uniknya dekorasi mobil pawai dan kostum peserta yang unik menambah kemeriahan festival ini

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya
Geliatkan Pasar Takjil Ramadan, Banyuwangi Gelar Festival Ngrandu Buko
Geliatkan Pasar Takjil Ramadan, Banyuwangi Gelar Festival Ngrandu Buko

Bulan Ramadan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.

Baca Selengkapnya
25 Pantun Aceh Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
25 Pantun Aceh Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Pantun Aceh lucu adalah bagian dari warisan budaya yang dapat menjaga dan melestarikan tradisi lisan masyarakat Aceh.

Baca Selengkapnya
Hal-Hal yang Dilarang Selama Ramadan di Banda Aceh
Hal-Hal yang Dilarang Selama Ramadan di Banda Aceh

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Banda Aceh telah mengeluarkan seruan bersama untuk mengatur tata laksana ibadah selama bulan puasa Ramadan 1445 Hijriah.

Baca Selengkapnya
Kemenhub Larang Festival Balon Udara saat Syawalan Kecuali di Wonosobo & Pekalongan, Ini Alasannya
Kemenhub Larang Festival Balon Udara saat Syawalan Kecuali di Wonosobo & Pekalongan, Ini Alasannya

Masyarakat diharapkan dapat mengerti bahaya menerbangkan balon udara di sembarang tempat.

Baca Selengkapnya
Keseruan Parade Pegon, Arak-Arakan Warga Jember Naik Cikar Sapi Lalu Makan Ketupat di Tepi Pantai
Keseruan Parade Pegon, Arak-Arakan Warga Jember Naik Cikar Sapi Lalu Makan Ketupat di Tepi Pantai

Tradisi turun-temurun ini sudah dilakukan sejak tahun 1989 silam.

Baca Selengkapnya