Lakukan Autopsi, Polisi Bongkar Makam Peserta Pra-diklat Menwa
Merdeka.com - Dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang membongkar makam Muhammad Akbar (19) yang tewas saat mengikuti pra-diklat Menwa beberapa hari lalu. Pembongkaran dilakukan atas permintaan polisi untuk keperluan penyelidikan.
Dokter forensik melakukan autopsi terhadap jenazah setelah dilakukan penggalian di Tempat Pemakaman Umum Kecamatan Borang, Palembang, Selasa (22/10). Keluarga korban memenuhi pemakaman untuk menyaksikan pembongkaran makam.
Ketua tim forensik Kompol dr Mansuri mengatakan, dari hasil autopsi ditemukan beberapa tanda bekas kekerasan, di antaranya dada, kepala dan beberapa bagian lainnya. Kekerasan tersebut diduga disebabkan adanya benda tumpul.
"Ada tanda kekerasan di beberapa titik, di kepala dan dada, ada juga di bagian lain, tapi tidak bisa dirincikan karena sudah dikubur cukup lama, empat hari," ungkap Mansuri.
Hasil autopsi tersebut diserahkan ke penyidik Satreskrim Polres Ogan Ilir yang memproses kasus ini. "Kita serahkan secepatnya karena autopsi untuk keperluan penyelidikan," ujarnya.
Kasatreskrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin menjelaskan, untuk mengetahui penyebab kematian korban, pihaknya telah memeriksa 19 saksi, di antaranya 17 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang dan 2 saksi lainnya asal kampus korban, yakni Universitas Taman Siswa Palembang. Penyidik masih mengumpulkan alat bukti dan selanjutnya meningkatkan menjadi penyidikan.
"Belum ada tersangka, alat bukti masih kita kumpulkan. Dugaan sementara kematian korban akibat kekerasan," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Akbar tewas saat mengikuti Pra-diksar Menwa di Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (17/10). Penyebabnya diduga karena keletihan mengikuti rangkaian kegiatan.
Mahasiswa semester tiga itu mengikuti Diksar Menwa gabungan bersama peserta dari Universitas Muhammadiyah Palembang. Dari kampus korban ada empat perwakilan, termasuk dirinya.
Setelah beberapa hari mengikuti beragam rangkaian kegiatan, kaki korban mengalami kram, Rabu (16/10) siang. Setelah diperiksa seniornya, korban akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Tak lama dalam perawatan medis, korban tewas. Untuk kebutuhan penyelidikan, jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi mengatakan, kasus ini akan diselidiki karena keluarga secara resmi melaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana. Pihaknya akan memanggil saksi-saksi dan hasil visum untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Untuk sementara diduga karena keletihan, tapi kita perlu selidiki lebih jauh lagi, apakah ada tindak pidana atau tidak," ungkap Imam, Kamis (17/10).
Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra menjelaskan, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. "Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Menwa Sumsel Rano Karno mengatakan, pra diksar tersebut hanya pengenalan Menwa kepada calon anggota dari bersifat sosial karena digelar di kampung. Dirinya memastikan tidak ada kekerasan dari panitia terhadap seluruh peserta.
"Ini hanya pra diksar, kami lebih cenderung mengutamakan pengenalan dasar dan bersosialisasi dengan masyarakat," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
Saat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Motif Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, Berkaitan dengan Warisan?
Penyidik masih melakukan olah TKP dan menunggu hasil autopsi keempat jenazah di RS Bhayangkara Palembang.
Baca Selengkapnya12 Pengeroyok Anggota Polisi Saat Hendak Bubarkan Tawuran Ditangkap
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil Autopsi Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, Ada Luka Akibat Benda Tumpul
Hasilnya, semua korban tewas akibat benda tumpul, bukan senjata tajam. Luka bekas pukulan itu utamanya paling dominan berada di kepala.
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaHasil Autopsi Anak Dibanting Ayah Kandung di Penjaringan: Patah Tulang Tengkorak-Jaringan Otak Rusak
Ayah korban terancam hukuman penjara selama 15 tahun.
Baca SelengkapnyaDatangi Mesjid, Dua Kapolsek di Pekanbaru Jaga Kamtibmas Jelang Pemilu 2024
Kapolsek Limapuluh Kompol Bagus Harry Priyambodo, mengambil inisiatif dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di Masjid Jamiatuzzahidin, Selasa (9/1) malam
Baca SelengkapnyaDokter Forensik ini Ungkap Kasus Pembunuhan Bayi dari Belatung, Sosoknya Dulu Ramai Disorot di Kasus Kopi Sianida Mirna
Cerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Baca SelengkapnyaBayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?
Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca Selengkapnya