Merdeka.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), La Nyalla Mahmud Matalitti, penuhi panggilan penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Selasa (31/3). Nyalla dimintai keterangannya terkait kasus dugaan korupsi dana hibah Rp 20 miliar dari Pemprov Jawa Timur ke Kadin pada periode 2011 dan 2012 lalu.‬

Nyalla diperiksa sejak pukul 09.30 hingga 16.30 WIB di Kantor Kejati Jawa Timur, Jalan A Yani, Surabaya. Sayang, Nyalla yang juga Ketua Umum PSSI itu, usai pemeriksaan, enggan memberi keterangan, dan menyerahkannya ke kuasa hukumnya, Ahmad Riyad UB.

"Ke pengacara saya saja," singkat Nyalla yang mengenakan baju batik di Kejati Jawa Timur.

Sementara Riyad menjelaskan, oleh penyidik, kliennya itu disodori 50 pertanyaan terkait kewenangan dan tugasnya selaku Ketua Kadin Jawa Timur. Dia juga mengakui kliennya juga ditanya soal penerimaan dana hibah dari Pemprov Jawa Timur ke Kadin.

‪"Sebagai Ketua Kadin Jatim, beliau (Nyalla) menandatangani proposal pengajuan dana hibah dari Pemprov ke Kadin. Namun hanya sebatas itu saja. Setelah tidak tahu wujud penggunaannya, apakah diselewengkan atau tidak," terangnya.

Kata Riyad, kliennya akan bersikap kooperatif. Di pemeriksaan ini, Nyalla juga menyerahkan bukti dokumen agar kasus ini bisa terang benderang. "Semua bukti kita berikan ke penyidik. Klien saya akan menyerahkan proses hukumnya seperti apa ke penyidik," ujarnya.‬

‪Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jawa Timur, Romy Arizyanto mengatakan, secara rinci pihaknya belum mengetahui pertanyaan yang diajukan penyidik ke Nyalla. "Tapi, intinya dia diklarifikasi terkait proses pencairan dan penggunaan dana hibah yang dikucurkan Pemprov ke Kadin," katanya.

‪Pertanyaan itu di antaranya, lanjut Romy, terkait tugas dan kewenangan Nyalla selaku Ketua Kadin, hubungan kerjanya dengan jajaran pengurus Kadin di bawah, termasuk dengan tersangka Diar Kusuma Putra selaku Waketum Hubungan Antarprovinsi, dan Nelson Sembiring selaku Waketum ESDM.‬

‪"Juga ditanya terkait kewenangan dan sejauh mana pengawasannya pada penggunaan dana hibah yang diduga disalahgunakan itu," jelas Romy.‬

‪Seperti diketahui, kasus dugaan korupsi di tubuh Kadin Jawa Timur ini mulai terendus pihak penyidik kejaksaan, saat tim penyidik membawa paksa pejabat Balitbang Jawa Timur, Heru Susanto untuk dimintai keterangan, terkait dugaan korupsi dana hibah Rp 20 miliar, yang cair di Tahun 2011 dan 2012.‬

Kemudian, pemeriksaan itu merembet kepada dua petinggi Kadin Jawa Timur, yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu Nelson Sembiring dan Diar Kusuma Putra. ‪Beberapa hari lalu, kedua tersangka ini, menyerahkan uang jaminan kerugian negara ke kejaksaan dengan total nilai Rp 5,750 miliar dalam dua tahap.