Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kwik nilai analisis Boediono soal Century seperti profesor kodok

Kwik nilai analisis Boediono soal Century seperti profesor kodok Kwik Kian Gie. ©2014 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Pakar ekonomi, Kwik Kian Gie, melontarkan kritik keras terhadap kesaksian mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono , dalam sidang terdakwa kasus dugaan korupsi pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik, Budi Mulya, Jumat pekan lalu.

Saat itu, Boediono mengatakan harus mengambil keputusan memberikan FPJP karena Bank Century kalah kliring karena terdesak situasi yang genting.

Kwik menyatakan, pernyataan Boediono itu berlebihan. Sebab menurut analisa dia, situasi ekonomi saat itu tidak gawat meski ada krisis ekonomi global 2008.

"Menurut pendapat saya kegentingannya tidak sampai seperti itu. Kegentingannya tidak sampai menit per menit. Menurut pendapat saya itu adalah berlebihan. Dan kalau saya boleh agak kasar, menurut pendapat saya itu adalah pendapat seorang profesor kodok yang tidak mengetahui lapangan," kata Kwik saat memberikan keterangan sebagai saksi ahli, dalam sidang terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin (12/5).

Menurut Kwik, penggunaan alasan menghindari tekanan psikologis pasar dan kepanikan masyarakat oleh Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga keliru. Sebab dia berpendapat, pengambilan keputusan itu juga tidak pernah dikonsultasikan dengan pakar psikologi massa.

Namun, penasihat hukum Budi Mulya, Luhut Pangaribuan, ngotot membela kliennya. Menurut dia, keputusan saat itu harus segera diambil karena situasi ekonomi Indonesia ada di ujung tanduk karena alasan terpaan krisis ekonomis global. Dia mengumbar alasan, jika mengulur tindakan khawatir kemelut Bank Century berimbas kepada bank lain, yang disebut sebagai dampak sistemik.

Meski demikian, Kwik membantah argumen Luhut. Menurut dia, kalah kliring adalah hal biasa dalam praktik perbankan. Tetapi, dia melihat tingkat kegentingan krisis saat itu nihil.

"Bicara ekonomi nasional dalam krisis saat itu yang disamakan dengan 1998, itu adalah perbedaan yang jaraknya antara bumi dan langit. Urgensi, kemendesakan menutup kliring itu adalah hal yang praktik sehari-hari dianggap wajar. Akan tetapi, menentukan apakah ini akan terjadi krisis seperti 1998 dan diyakini itu akan terjadi, menurut saya urgensi itu perbedaannya tajam," ujar Kwik.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Bopak soal Perbedaan Komedi Dulu dan Zaman Sekarang 'Padahal Pelawak Dulu Kekayaannya Luar Biasa'

Cerita Bopak soal Perbedaan Komedi Dulu dan Zaman Sekarang 'Padahal Pelawak Dulu Kekayaannya Luar Biasa'

Bopak dikenal sebagai salah satu pelawak kenamaan Tanah Air yang sering tampil di layar kaca.

Baca Selengkapnya
Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
17 April Memperingati Hari Sirkus Sedunia, Kenali Sejarahnya

17 April Memperingati Hari Sirkus Sedunia, Kenali Sejarahnya

Hari Sirkus Sedunia adalah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus.

Baca Selengkapnya
Kenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya

Kenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya

Alasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.

Baca Selengkapnya
Kejati DKI Tunjuk 6 Jaksa Pelajari Berkas Pemerasan Firli Bahuri Setebal 0,85 Meter

Kejati DKI Tunjuk 6 Jaksa Pelajari Berkas Pemerasan Firli Bahuri Setebal 0,85 Meter

Apabila berkas perkara tersebut dinyatakan lengkap alias P21 maka akan dilanjutkan dengan penyerahan barang bukti lengkap dengan tersangkanya.

Baca Selengkapnya
Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali

Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali

"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Tewas Dibunuh Teman Kencannya di Apartemen Bandung, Begini Kronologinya

Wanita Ini Tewas Dibunuh Teman Kencannya di Apartemen Bandung, Begini Kronologinya

Pelaku membekap mulut dan mencekik leher korban hingga meninggal dunia

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya