Merdeka.com - Memasuki musim kemarau, Kabupaten Kulonprogo dan Bantul mulai merasakan kekeringan. Bahkan kedua kabupaten tersebut sudah mengajukan status darurat kekeringan.

Staf Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, Enaryaka, mengatakan pengajuan status tersebut saat ini sudah ada di meja gubernur DIY untuk mendapat persetujuan.

"Sekarang sudah ada di meja pak Gubernur, sampai sekarang belum ditandatangani," katanya pada merdeka.com, Senin (24/8).

Menurutnya peningkatan status tersebut diajukan karena tiga hal. Pertama masyarakat sudah merasakan kekeringan, kedua akses air bersih sulit didapatkan, ketiga sumber mata air sudah defisit.

"Ketiga itu sudah dialami oleh warga," tegasnya.

Sementara itu dari assesment yang dilakukan TCR, menunjukkan sudah banyak permintaan warga yang membutuhkan droping air untuk dua daerah tersebut. Merespon hal tersebut pihaknya pun menganggarkan 200 hingga 300 tangki air per kabupaten.

"Tidak itu saja kita juga akan melakukan pembangunan fisik untuk mendekatkan sumber air ke warga. Sehingga warga nantinya bisa mandiri," tandasnya.

Sementara itu Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menjelaskan di daerah Kulonprogo kekeringan terjadi di perbatasan Girimulyo, Samigaluh. Namun pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan droping air.

"Jangka panjang kami akan bangun PDAM," katanya singkat.