Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kronik Ang Hien Hoo, Kelompok Warga Tionghoa Pemain Wayang Orang

Kronik Ang Hien Hoo, Kelompok Warga Tionghoa Pemain Wayang Orang Tjhwa Hiang Nio pemain wayang orang. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Shirley Kristiani Widjihandayani (80) tersenyum lepas, sambil berusaha menggerakkan tangan yang dirasakan sudah kaku. Dua tangannya diangkat di depan dada dengan jari 'ngrayung' sambil memperagakan potongan dialog Arjuno dan Srikandi.

Sherly memperagakan gerakan Arjuno dalam salah satu adegan wayang orang yang pernah diperaninya. Namun usia, membuatnya tidak selincah semasa masih muda. Tubuhnya sudah lemah, tidak mungkin lagi menirukan gerakan tokoh segagah dan semenawan Arjuno.

"Sekarang saya sudah 80 tahun. Teman-teman saya sudah sedo (meninggal dunia) semua, sudah banyak yang enggak ada. Enggak tahu saya kok masih dikurinai panjang umur," ungkap Sherly tersenyum.

Shirley yang bernama Tionghoa Tjhwa Hiang Nio adalah salah satu pemain utama kelompok seni wayang orang Ang Hien Hoo. Shirley pernah menjadi primadona panggung sekitar 1960-an bersama (alm) Ratna Djuwita (Nelly Ie), Ratnawati (Melly Oei) dan lain-lain.

"Baru saja saya bertemu Ratnawati teman main di Ang Hien Hoo. Beliau baru kehilangan suaminya. Masih sugeng, tapi sekarang ikut anaknya ke Amerika. Dulu dari Malang pindah ke Surabaya, sekarang di Amerika, ikut anaknya," kisahnya.

Ang Hien Hoo adalah kelompok seni wayang orang tradisional Jawa dengan para pemain komunitas warga keturunan Tionghoa. Perkumpulan itu didirikan di Kota Malang oleh Tangkar alias Liem Ting Tjwan sebagai pencetusnya pada tahun 1955. Sherly adalah putri dari Hardjoadiwinoto atau Tjhwa Hoo Liong, salah satu rekan dari Liem Ting Tjwan.

"Itu (Ang Hien Hoo) terdiri dari perkumpulan orang-orang jual peti mati," tegasnya.

Sejarah Berdiri

Ang Hien Hoo selain sebagai organisasi kematian juga menjadi perkumpulan warga Tionghoa yang peduli budaya Jawa. Awalnya hanya membentuk group karawitan yang memainkan gamelan ketika saat lengang. Tetapi kemudian berkembang mengajarkan menari untuk anak-anak.

"Akhirnya timbul pikiran bagaimana kalau mendirikan sebuah perkumpulan wayang orang. Semuanya itu WNI, bukan pribumi, semuanya pelajar-pelajar anak-anak Tionghoa, keturunan lah," jelasnya.

Jumlah seluruh pemain dan penabuh gamelan hampir seratus orang dan nyaris semuanya merupakan warga Tionghoa.

"Cuma yang melatih dulu itu Pak Prapto, jadi sutradaranya. Lainnya orang Tionghoa, penabuh gamelan juga kita-kita sendiri, 95 persen lebih," ungkapnya.

Sherly sendiri mengaku 'sedikit-sedikit' bisa memainkan gamelan, tetapi lebih fokus pada seni peran wayang orang. Dia awalnya diperkenalkan tari Serimpi oleh orang tuanya, sebelum kemudian semakin tertarik dengan kesenian Jawa.

Saat itu, latihannya digelar secara rutin setiap Sabtu petang di ruangan tengah sekretariat Ang Hien Hoo. Lokasi latihannya di antara peti mati yang dijajakan.

Tetapi kondisi itu tidak menganggu semangat belajarnya dan keterbatasan itu dianggap biasa. Bahkan kerap kala itu harus berlatih hingga dini hari, terutama menjelang manggung.

"Dulu latihannya di depannya peti mati. Terbelo-terbelo banyak gitu. Kita latihan di mukanya gitu. Kok enggak takut ya dulu, sekarang gilo. Dulu biasa, sekarang mikir, waduh besok aku dimasukkan itu, wedi," kisahnya.

Sesuai posturnya yang tinggi dan besar, Sherly langganan kebagian peran Arjuno, Kresno atau Rama. Sekian lakon cerita dipentaskan bersama Ang Hien Hoo, bahkan lupa berapa kali beraksi di atas panggung.

"Dulu sampai saya beli pakaian wayang satu perangkat, kuluknya (hiasan kepala), semua saya punya, komplet," tegasnya.

Kostum itu dibeli dari kantong sendiri, karena memang dari bermain wayang orang tidak mendapat bayaran. Tetapi bangga bakat dan hobi tersalurkan.

Sherly sudah pernah tampil hampir seluruh kota besar di Jawa, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Solo, Magelang, Yogyakarta, Jakarta, Sidoarjo, Bandung, Semarang dan lain-lain.

Kalau jarak manggungnya jauh, rombongan menggunakan angkutan kereta api, tetapi paling banyak menggunakan bus. Selain itu, untuk rombongan pengrawit menggunakan truk bersama gamelan, keber dan dekorasi panggung.

"Kita kan pelajar. Pokoknya kalau libur panjang, libur puasa atau kenaikan kelas, itu melanglang buana ke kota lain untuk main. Enggak tahu yang sana dikarciskan atau tidak. Pokoknya kita main. Jadi kita semua itu ongkos sendiri. Tapi senang, bangga, kompak," urainya.

Sebelum manggung, Sherly pun harus merias diri sesuai dengan karakter yang diperaninya saat itu. Ia melukis wajahnya hingga sesuai karakter dengan durasi waktu yang terbatas.

Sherly mengaku eksis sebagai pemain Ang Hien Hoo sampai usia 25 tahun, tepatnya setelah menikah dan harus mengurus anak-anaknya. Selain itu, Ang Hien Hoo dalam kondisi mati suri, selain para pemainnya berpulang satu per satu.

Sebuah kebanggaan, perjalanan hidupnya menjadi bagian sejarah penting anak bangsa dalam mencintai budaya bangsa. Kendati pertentangan juga sempat dirasakan, termasuk dari kalangan Tionghoa sendiri. Tetapi cinta itu terbuktikan.

"Banyak ejekan-ejekan, penghinaan. Orang Tionghoa kok mau main budaya Jawa. Tapi semua itu, kita senang kok, kita peduli dengan budaya Jawa ya kita biarkan. Sama dengan orang pacaran, kalau sudah seneng mau bilang apa. Kita berbuat baik, ndak berbuat jahat, melestarikan budaya Jawa, budaya Indonesia," urainya.

Keseharian pun, Sherly hingga kini menggunakan bahasa Jawa, bahkan kepada teman sebaya tidak pernah ngoko. Bicaranya halus dan kerap menggunakan krama inggil dengan lawan bicara.

Perempuan tiga anak ini merasa budaya Jawa sudah menjadi bagian perjalanan hidupnya. Kesenian wayang orang yang digeluti itu menyisakan bekas yang tidak terlupakan dalam kehidupannya.

"Wayang itu kesenian Jawa, seni luhur yang harus dipertahankan," pungkasnya.

Wayang Orang Ang Hien Hoo pada puncaknya pernah diundang oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962. Namun akibat kondisi perpolitikan yang kurang menguntungkan kala itu, akhirnya mati suri sekitar tahun 1965. Saat ini Ang Hien Hoo menjadi Perkumpulan Sosial Panca Budhi yang kembali fokus pada urusan persemayaman jenazah.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Selalu Jadi Sorotan Usai Nikahi BCL, Tiko Aryawardhana 'Agak Terganggu Kalau ...'

Selalu Jadi Sorotan Usai Nikahi BCL, Tiko Aryawardhana 'Agak Terganggu Kalau ...'

Nama Tiko Aryawardhana kini semakin dikenal publik. Ya siapa yang tahu dia sekarang. Ia merupakan suami dari penyanyi top Tanah Air yakni Bunga Citra Lestari.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Kipas Angin Sorot ke Wajah, Begini Penampakan Sandra Dewi Diperiksa Penyidik Kejagung

Kipas Angin Sorot ke Wajah, Begini Penampakan Sandra Dewi Diperiksa Penyidik Kejagung

Sandra menjalani pemeriksaan kurang lebih 4 jam 30 menit

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Asramanya Dikunjungi Jenderal Bintang 4, Potret Senyum Lepas Anak Prajurit TNI Digendong Kasad Maruli Simanjuntak

Asramanya Dikunjungi Jenderal Bintang 4, Potret Senyum Lepas Anak Prajurit TNI Digendong Kasad Maruli Simanjuntak

Pada kesempatan itu juga, Kasad memberikan pesan kepada para prajurit agar tidak hidup bermewah-mewah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua

Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua

Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda

Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda

Sosok penulis dan wartawan dari Bukittinggi ini terus menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan perkawinan anak.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Keterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya

Baca Selengkapnya
Keluarga Mahasiswi Cantik Korban Pembunuhan Minta Pelaku Dihukum Mati: Nyawa Dibayar Nyawa

Keluarga Mahasiswi Cantik Korban Pembunuhan Minta Pelaku Dihukum Mati: Nyawa Dibayar Nyawa

Pria pengangguran itu telah menghilangkan nyawa KRA dengan cara sadis.

Baca Selengkapnya