Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan status Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap tersangka kasus suap Hakim Setyabudi, Toto Hutagalung. Hingga kini keberadaan Toto tidak diketahui.

"Sudah dong, kan sudah masuk pencegahan jadi sudah masuk ke dalam sistem orang yang dicari," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (3/4).

Pihaknya sudah meminta Toto untuk menyerahkan diri. Sebab, dengan demikian kasus yang melibatkannya dapat menjadi lebih terang benderang.

"Dan Pak Toto juga bisa melakukan pembelaan diri dari pada Pak Toto terus menerus berlari-lari dari satu tempat ke tempat lain itu malah melelahkan Pak Toto," katanya.

Menurut informasi yang diperoleh KPK, Toto masih berada di Indonesia. "Sampai sekarang yang kita lakukan yang pertama Toto dijadikan tersangka, kedua dicegah keluar negeri. Tapi sebenarnya dengan dia disebut sebagai tersangka dan dipangil tidak mau itu artinya dengan otomatis seluruh resources di KPK yang akan mencari saksi atau tersangka yang dipangil tidak datang akan berkerja," katanya.

Dia menegaskan siapa saja yang membantu menyembunyikan Toto akan ikut dihukum. Sebab, telah menghalangi proses pemeriksaan terhadap tersangka KPK.

Toto pihak swasta merupakan salah satu tersangka dalam kasus suap penanganan perkara korupsi dana Bansos Pemkot Bandung. Toto diduga ikut memberikan suap Rp 150 juta kepada Hakim Setyabudi dalam perkara yang ditanganinya.

Pemilik nama lengkap Hakim Setyabudi Tejocahyono merupakan Ketua Majelis Hakim dalam perkara tersebut. Kini Toto telah dicegah ke luar negeri berikut temannya, yakni Dada Rosada. Dada dianggap mengetahui terkait kasus suap itu. KPK pun berencana akan memeriksa Dada.

Selain Toto, dalam perkara suap hakim PN ini, KPK telah menetapkan dua tersangka lainnya yakni, Herry Nurhayat selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Pemkot Bandung, dan Asep yang diduga menyerahkan uang ke hakim Setyabudi.