Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menelusuri dugaan keterlibatan pejabat Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam kasus dugaan suap melibatkan Bupati Biak Numfor, Yesaya Sombuk dan pengusaha Teddy Renyut. Hari ini, lembaga penegak hukum menjadwalkan memeriksa Deputi I Kementerian PDT, Suprayoga Hadi sebagai saksi.

Selain Hadi, hari ini KPK turut memeriksa Asisten Deputi Urusan Daerah Rawan Konflik dan Bencana Kementerian PDT, Simon, serta dua pegawai tempat penukaran mata uang asing. Mereka adalah Elis (karyawan Citra Valas di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat) dan Cahyo (karyawan Dolarindo).

"Saksi Suprayoga Hadi dan Simon diperiksa untuk tersangka YS dan TR. Saksi Elis dan Cahyo diperiksa untuk tersangka TR," tulis Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, melalui pesan singkat, Selasa (1/7).

Jauh sebelum tertangkap tangan, Yesaya disebut pernah menemui Hadi di kantornya. Dalam pertemuan itu dibahas ihwal proses permohonan proyek pembangunan tanggul laut di Kabupaten Biak Numfor. Hadi juga disebut mengenal baik Teddy lantaran pengusaha itu merupakan orang dekat Menteri PDT, Helmi Faishal Zaini. Kabarnya Kementerian PDT hanya mau menyetujui proyek jika pencairan anggarannya diurus oleh Teddy. Ruangan Hadi pun ikut disegel dan digeledah oleh KPK setelah operasi penangkapan itu.

Namun, Yesaya melalui penasihat hukumnya, Pieter Ell, mengelak dari tuduhan itu. Pieter mengatakan kunjungan kliennya ke Kementerian PDT dan menemui Hadi adalah hal biasa. Sebab, lanjut dia, Yesaya sebagai pejabat baru mesti memperkenalkan diri. Dia juga menampik saat itu kliennya membicarakan ihwal proyek. Dia justru mengatakan kliennya tidak tahu apa-apa soal permohonan proyek tanggul laut itu, sebab proposalnya diajukan sebelum dia dilantik.