Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menguraikan dampak dari tayangan iklan rokok di televisi membuat perilaku konsumtif remaja terhadap rokok semakin meningkat. Perokok pemula saat ini lebih banyak didominasi kaum remaja.

"70 persen remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh oleh iklan," Ujar Komisioner KPAI bidang kesehatan, Iswadi Mourbas, di Jakarta, Jumat (22/11).

Iswadi menjelaskan, data yang didapatkan KPAI, mayoritas perokok pemula disebabkan karena tayangan iklan yang semakin masif baik di televisi dan media cetak.

"83 persen anak usia 13-15 tahun karena melihat iklan rokok di televisi, 89 persen lewat billboard, dan 76,6 persen via media cetak," ujarnya.

Menurut Iswadi, tindakan pemerintah yang kurang tegas mengenai persoalan jam tayang iklan rokok mengindikasikan bahwa industri rokok telah mengeksploitasi remaja.

"Membiarkan iklan rokok, promosi, dan sponsor rokok patut disebut tindakan menjual generasi muda pada industri rokok," Tegas Iswadi.

Sebelumnya KPAI bersama Pokja (kelompok kerja) masyarakat sipil mendesak Komisi I DPR dan Kominfo, segera memutuskan RUU tentang perlindungan anak terhadap layanan iklan rokok yang sampai sekarang masih dibahas.

Aturan Pemerintah soal jam tayang iklan rokok tidak berkontribusi banyak pada perilaku konsumtif remaja yang sudah semakin memprihatinkan.