Merdeka.com - Supartini (39), salah satu korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17, sebelum tinggal landas dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, Malaysia, terlebih dulu menelepon anaknya, Morika. Kepada putrinya yang masih duduk di bangku SMP kelas 1 tersebut, ia mengabarkan jika dirinya sudah mau berangkat.

"Sebelum berangkat, dia memang menelepon Maroka anaknya. Katanya dia sudah bersiap-siap lepas landas dari Amsterdam, pada Kamis (17/7) sekitar pukul 13.30. Seharusnya pukul 14.00 ini sudah mendarat di Bandara Adi Soemarmo Solo," ujar Purwanto, kakak sepupu korban saat ditemui wartawan di kediaman orangtua Supartini, Dukuh Sidorejo RT 11 RW 2, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jumat (18/7) sore.

Purwanto menuturkan, sepupunya itu hendak berlebaran di kampung halamannya bersama keluarga, termasuk kedua adik korban lainnya yang juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Belanda. Menurut Purwanto, sejak perceraiannya dengan suaminya 3,5 tahun lalu, Supartini memutuskan bekerja di Belanda sebagai pembantu rumah tangga.

Bahkan dari hasil keringatnya selama di Belanda, Supartini mampu membangun sebuah rumah yang terletak di belakang rumah orangtuanya. Rencananya, Supartini yang belum sempat melihat rumah barunya itu, hendak melengkapinya dengan perabotan usai tiba di Indonesia.

Sementara itu, suasana duka hingga Kamis sore masih menyelimuti kediaman Harto Wiyono, orangtua Supartini di Karanganyar, Jawa Tengah. Tak hanya kerabat dan tetangga, sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Karanganyar juga hadir ke rumah duka.