Korban pelecehan seksual WN Irak protes kasusnya berjalan lambat
Merdeka.com - Perkembangan kasus pelecehan seksual yang terjadi di Apartemen Kalibata City pada (24/6) lalu tidak mengalami perkembangan signifikan. Kasus tersebut melibatkan seorang imigran dari Irak.
Seorang wanita yang menjadi korban sekaligus penghuni apartemen, berinisial EP itu mengaku sampai saat ini kasus yang tengah dialaminya belum mendapatkan respons positif dari pihak kepolisian.
Ia mengungkapkan kasus ini telah berjalan 2 bulan namun pihak kepolisian kurang serius menangani kasus yang menimpanya.
"Kelanjutan tetap berproses, terakhir pihak kepolisian setelah ada desakan dari kami, katanya mereka tetap berproses memanggil saksi-saksi. Cuma yang kami protes adalah Polda malah mengirimkan pelaku ke imigrasi sehingga tidak terpantau," ujar EP saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (4/9)
EP yang juga seorang aktivis perempuan dari Lembaga Sahabat Perempuan dan Anak ini mengatakan awalnya memang polisi langsung memproses dan menahan pelaku, namun keesokan harinya kepolisian justru melimpahkan kasus ini ke pihak imigrasi.
"Tanggal 24 Juni malam hari saya langsung lapor dan hari itu juga langsung di BAP dan pelaku ditahan 1 malam. Namun besoknya tanggal 25 Juni malah dibawa ke imigrasi dan setelah itu kami taunya di imigrasi," sambung EP.
EP merasa terkejut dan menyesalkan tidak adanya ketegasan dari pihak kepolisian karena pada tanggal (3/9) lalu, EP melihat pelaku masih bebas berkeliaran. Hal tersebut didasarkan pernyataan penyidik bahwa pelaku saat ini masih diproses di dinas imigrasi.
"Kemarin saya naik kereta, saya lihat dengan mata kepala saya si pelaku sedang antre di loket karcis kereta di Kalibata. Saya langsung kontek penyidik dan bilang bahwa 100 persen saya yakin dia tidak ada di imigrasi," tambahnya.
Dari kejadian tersebut, EP menuturkan kepolisian berjanji akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan akan mengeluarkan status DPO bagi pelaku.
"Mereka janji mau berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan akan buat surat DPO," tukas EP
Sementara itu, dari kejadian yang menimpanya EP menilai bahwa ini adalah momentum untuk bergerak bersama korban-korban pelecehan seksual guna melakukan advokasi dan menuntut keadilan terhadap penegak hukum dan Pemerintah.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelecehan seksual belakangan menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Perempuan menjadi korban utama pelecehan seksual yang marak terjadi.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaSetelah lama memendam, RZ memberanikan diri melaporkan pelecehan yang dialami.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Unit Pelaksana Teknis di Daerah, mendampingi para korban selain dari sisi fisik dan psikisnya juga pendampingan hukum dan psikososial terhadap para korban.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar korban pelecehan seksual berani bersuara.
Baca SelengkapnyaBelasan saksi itu di antaranya terlapor ETH dan dua korban RZ dan DF.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Baca SelengkapnyaPenyidik masih menunggu jaksa peneliti memeriksa kelengkapan berkas perkara apakah lengkap secara materiil dan formil.
Baca Selengkapnya