Merdeka.com - Longsor yang terjadi di kampung Babakan Sirna Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja tidak hanya memutus Rel KRL, tetapi juga menimbun 22 rumah warga. Warga yang rumahnya rata dengan tanah akibat longsor pun hingga kini masih mengungsi.

Warga korban longsor tersebut mengungsi di musalah Arrohman Kampung Babakan Sirna RT 3 RW 11. Ketua RT setempat, Heri Ketut berharap pemerintah mendirikan hunian sementara bagi para korban. Menurutnya, tempat pengungsian saat ini tidak cukup memadai untuk menampung 20 Kepala Keluarga.

Selain hunian sementara, para pengungsi juga membutuhkan pakaian layak. Hal ini lantaran para korban tidak sempat menyelamatkan pakaiannya saat longsor terjadi.

"Warga juga membutuhkan pakaian, karena mereka tidak bisa menyelamatkan pakaiannya saat musibah terjadi," ujar Heri, Sabtu (24/11).

Sementara itu perbaikan Rel KRL sendiri hingga kini masih dalam proses pemasangan batu bronjong dan memasang tanah undakan. Batu-batu yang disusun dalam bronjong lalu diletakan di tanah yang longsor.