Komnas Perempuan bantah adukan 4 anggota Komisi I soal pelecehan
Merdeka.com - Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) membantah mengadukan empat anggota Komisi I DPR kepada Badan Kehormatan (BK) lembaga itu. Komnas hanya meminta klarifikasi terhadap ucapan sejumlah anggota yang dinilai melecehkan perempuan saat uji kelaikan dan kepatutan calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Gedung DPR beberapa waktu lalu.
"Komnas Perempuan tidak sedang mengadu, tetapi meminta klarifikasi. Karena mendapat data pemantauan dari sebuah lembaga," kata komisioner Komnas Perempuan, Sri Nurherwati, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/12).
Sri mengatakan, pihaknya meminta BK untuk mengklarifikasi data kekerasan seksual secara verbal tersebut.
"Kami minta supaya BK mengklarifikasi. Pertama soal kebenarannya, kedua soal tindakannya, ketiga kita mempertanyakan apakah mereka punya guideline dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada fit and proper test," papar Sri.
Mengenai adanya empat nama anggota Komisi I DPR yang diduga melecehkan calon komisioner KPI, Sri mengatakan, hal itu adalah fakta pemantauan.
"Itu dari lembaga yang memberikan informasi. Sebagai lembaga yang punya kredibilitas, Dewan tak seharusnya menyampaikan pertanyaan-pertanyaan seperti itu," ujarnya.
Ditanya apakah dugaan kekerasan verbal itu dialami oleh Agatha Lily, calon yang kini sudah menjadi komisioner KPI, Sri mengatakan, hampir semua calon perempuan mengalaminya.
"Tidak hanya satu orang, dari beberapa catatan hampir semua calon perempuan," kata Sri.
Soal pengakuan Agatha Lily yang merasa tidak dilecehkan oleh anggota Komisi I, Sri mengatakan, "Tidak semua perempuan mengenali apa yang dialaminya sebagai kekerasan."
Sebelumnya, anggota BK DPR Ali Maschan Moesa memang menyatakan, apa yang dilakukan Komnas Perempuan bukan pengaduan, melainkan klarifikasi. Meski demikian, kata Ali Maschan, pihaknya tetap akan memanggil empat anggota Komisi I DPR tersebut.
"Ada beberapa nama dari Komisi I, ya kita panggil nanti, tapi entah kapan. Mereka (Komnas Perempuan) enggak mengadukan, hanya klarifikasi. Tapi mereka minta 4 orang Komisi I dipanggil," terang Ali Maschan.
Ali Maschan menjelaskan, Komnas Perempuan menyorot empat orang itu, karena pada saat melakukan fit and proper test, anggota tersebut menanyakan hal-hal yang tidak substantif. Seperti memuji dan bertanya ke hal-hal pribadi.
"Ditanya ibu kok cantik, ada juga (ditanya) hari ini ke spa berapa kali, ya ditanya begitu. Mungkin karena merasa deket," jelas dia.
Menurut politikus PKB tersebut, baru kali ini ada pengaduan semacam ini.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara
Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan: Tidak Ada Keadilan Restoratif Bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Ini mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Femisida Intim dan Jenisnya, Pembunuhan Perempuan oleh Pasangannya
Femisida intim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembunuhan perempuan yang dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan mereka.
Baca SelengkapnyaKomisi III Sarankan Kemenpan RB Punya Aturan Khusus untuk Cegah Pelecehan Seksual di Lingkungan ASN
Dia berharap agar korban pelecehan seksual berani bersuara.
Baca SelengkapnyaMasih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024
Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaTak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse
Rambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca SelengkapnyaRespons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?
Tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaPerempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca Selengkapnya