Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komnas HAM protes teroris dihukum mati, DPR bicara soal korban teror

Komnas HAM protes teroris dihukum mati, DPR bicara soal korban teror Dave Laksono. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Anggota Pansus Revisi UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Dave Laksono menilai Komnas HAM seharusnya tak perlu protes dengan adanya hukuman mati bagi pelaku terorisme.

Menurut Dave, Komnas HAM maupun aktivis HAM seharusnya memperhatikan nasib dari para korban aksi teror yang meninggal dunia.

"Kalau namanya Komnas HAM kan tentu berpikir HAM secara universal, tapi kita dan saya pribadi berpikir bagaimana melihat korban yang meninggal, korban yang terluka atau yang hidupnya hancur karena teroris, kita juga berpikir untuk supaya ada efek jera," kata Dave di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/5).

Maka dari itu, politikus Golkar ini menilai, teroris perlu diberi hukuman setimpal. Terorisme juga merupakan perusak pikiran orang yang memakan banyak korban.

"Kalau mereka ini kelompok teroris sampai dengan menghasut orang, merusak pikiran orang, sampai mereka itu meninggalkan orangtua dan kehidupannya untuk menghancurkan kehidupan orang lain, kan harus ada hukuman setimpal," ujarnya.

Lanjut dia, Dave tak setuju dengan anggapan hukuman mati dapat membuat mempersulit aparat untuk membongkar jaringan terorisme. Hukuman mati yang dimaksud juga bukan asal langsung tembak mati di tempat.

"Ya enggak juga (sulit membongkar), kan bukan berarti ditangkap langsung didor. Penyelidikan juga perlu, dari kasus yang terakhir kan sudah 74 teroris ditangkap hanya 14 yang tewas, itu pun karena mereka melakukan perlawanan," ujar putra politisi senior Golkar Agung Laksono ini.

Diberitakan sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyayangkan tuntutan hukuman mati terhadap terdakwa kasus terorisme Aman Abdurahman. Dia menilai tuntutan itu sama sekali tak menyelesaikan masalah bahkan bisa merepotkan penegakan hukum sendiri.

"Hukuman mati itu enggak bisa membongkar jaringan. Kalau dia (Abdurahman) dihukum mati, ya dibawalah jaringannya ke alam kuburnya. Padahal melawan terorisme salah satu tulang punggungnya adalah membongkar jaringan terorisme. Kalau jaringannya dibawa mati, memang bisa membongkar?" katanya saat acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5).

Menurut Choirul, hukuman yang pantas adalah dihukum seumur hidup. Karena, tujuan dari teroris itu adalah untuk mati dan harapannya bisa tercapai.

"Seumur hidup cukup, mati itu bagi terorisme adalah harapan, makanya ada bom bunuh diri. Berangkat dari pengalaman Amrozi, setelah dia ditembak emang dihujat?" katanya.

"Sama kelompoknya dijadikan pahlawan," sambung Choirul.

Dia berharap petugas dan penegak hukum dapat segera membongkar seluruh jaringan teroris. "Jadi kita butuh bongkar jaringannya Aman Abdurahman dan sebagainya," ujarnya.

(mdk/rzk)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa  Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir

Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir

Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil

Baca Selengkapnya
Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT

Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Komnas HAM Panggil Mantan Anggota TPF Pembunuhan Munir, Apa yang Digali?

Komnas HAM Panggil Mantan Anggota TPF Pembunuhan Munir, Apa yang Digali?

Komnas HAM Perika Mantan Anggota TPF Pembunuhan Munir, Apa yang Digali?

Baca Selengkapnya
Mantan Ketua Komnas HAM Apresiasi Kapolri Rekrut Penyandang Disabilitas sebagai Polisi

Mantan Ketua Komnas HAM Apresiasi Kapolri Rekrut Penyandang Disabilitas sebagai Polisi

Kebijakan Kapolri memberi kesempatan kepada teman-teman penyandang disabilitas menjadi polisi sangat baik melalui persepektif HAM.

Baca Selengkapnya
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Rapat Tim Hukum AMIN Dihadiri TPN Ganjar-Mahfud, Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Rapat Tim Hukum AMIN Dihadiri TPN Ganjar-Mahfud, Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Ari menjelaskan baik dari kubu 01 dan 03, sama-sama menemukan fakta.

Baca Selengkapnya
15 Prajurit TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Diperiksa Denpom Solo, Dipastikan Tak Ada Korban Meninggal

15 Prajurit TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Diperiksa Denpom Solo, Dipastikan Tak Ada Korban Meninggal

Dandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks

Baca Selengkapnya
Cara Kombes Jeki Wujudkan Pemilu Damai dengan Ajak LAMR Pekanbaru Diskusi

Cara Kombes Jeki Wujudkan Pemilu Damai dengan Ajak LAMR Pekanbaru Diskusi

Rombongan Kapolres disambut DPH LAMR Kota Pekanbaru Datuk Seri Muspidauan beserta para Datuk pengurus LAMR Kota Pekanbaru.

Baca Selengkapnya