Komisi X DPR Minta Pembukaan Sekolah Ditunda Demi Keselamatan Anak
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mendukung ditundanya pembukaan sekolah. Keselamatan siswa menjadi prioritas utama. Atas dasar itu, pembelajaran tatap muka ditunda dulu.
"Hal-hal lainnya seperti ketuntasan kurikulum itu nomor dua. Dengan kondisi saat ini, sebaiknya memang pembelajaran tatap muka ditunda dulu," ujarnya kepada wartawan, Selasa (2/6).
Hetifah tidak masalah jika tahun ajaran baru tidak dimulai 13 Juli. Namun sebaiknya pembelajaran tetap dilakukan jarak jauh. Sebab, yang terpenting saat ini seharusnya fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran jarak jauh.
"Evaluasi yang ada dari pendidikan jarak jauh di tahun ajaran kemarin sebaiknya diperbaiki di bulan-bulan ini," jelasnya.
Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan jarak jauh. Salah satunya berkoordinasi secara aktif dengan Kemenkominfo untuk meningkatkan akses internet hingga ke daerah terpencil. Juga peningkatan kapasitas guru dan orangtua dalam melaksanakan pembelajaran daring.
"Ke depan sebaiknya kebijakan diarahkan ke sana, dibanding kembali melakukan 100 persen tatap muka," paparnya.
Namun demikian, Wakil ketua umum Partai Golkar bidang kesejahteraan rakyat ini menyatakan pihaknya memahami bahwa terdapat daerah-daerah yang masih kesulitan untuk menerapkan pendidikan jarak jauh.
"Untuk daerah-daerah tertentu yang memang sangat sulit sekali melaksanakan pendidikan jarak jauh, mungkin memang harus dibuka demi memastikan pelayanan pendidikan tetap berjalan. Namun demikian, ini merupakan opsi terakhir," ungkapnya.
Menurut Hetifah, jika aktivitas belajar sekolah terpaksa harus dibuka, terdapat persyaratan ketat yang harus dipenuhi. Salah satunya daerah tersebut harus berada di zona hijau.
"Kalau bisa hanya yang nihil kasus covid. Standar sarana prasarana yang mendukung protokol kesehatan juga harus terpenuhi, seperti adanya sarana cuci tangan dan sistem UKS yang memadai. Jika prasyarat ini belum bisa dipenuhi, sebaiknya jangan mengambil risiko."
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siksa Diri Sendiri di Tahanan, Ibu Pembunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali Jalani Perawatan
Siksa Diri Sendiri di Tahanan, Ibu Pembunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali Jalani Perawatan
Baca SelengkapnyaPerkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaSosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua KPU Ingatkan KPUD: Jaga Kemurnian Suara Pemilih Dari TPS Sampai Rekapitulasi Nasional
Pemilu 2024 sudah memasuki tahapan rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.
Baca SelengkapnyaJelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, DisdiK DKI Terapkan PJJ di Sebagian Sekolah
Jelang pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh KPU, pembelajaran jarak jauh diterapkan di sebagian sekolah di Jakarta
Baca SelengkapnyaDatangi Binus School Serpong Pasca-Perundungan, KPAI Pastikan KBM Siswa Berjalan Lancar
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bersama P2TP2A mendatangi Binus School Serpong pasca-perundungan yang melibatkan siswa di sekolah itu.
Baca SelengkapnyaBerkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur
Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaKetua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan
Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaSurvei FOI 2022: 50 Persen Anak di Perkotaan Berangkat ke Sekolah dengan Perut Kosong
Pendiri FOI, Wida Septarina Wijayanti mengungkapkan kerja sama ini diharapkan mampu mewujudkan berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan pangan di masyarakat.
Baca Selengkapnya