KNKT: Kopilot Lion Air nyemplung di Bali tak bisa lihat landasan

Merdeka.com - Laporan awal Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum jelas menyebut penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT904 jurusan Bandung-Denpasar yang mendarat di perairan dekat Bandara Ngurah Rai, Bali. Namun, temuan KNKT menyebutkan, sebelum pesawat tercebur ke laut, kopilot tidak bisa melihat landasan.

Dalam poin keenam temuan, KNTK lewat laporan sementara yang diunggah di situs dephub.go.id menyebutkan, pada ketinggian 900 kaki kopilot yang memegang kendali tidak bisa melihat landasan.

Setelah menurunkan pesawat pada batas ketinggian minimum (MDA), profil penerbangan menunjukkan jalan konstan. Kemudian, pilot mengambil kendali dan menurunkan pesawat pada ketinggian 150 kaki.

Saat menyerahkan kendali pada ketinggian 150 kaki, kopilot kembali mengatakan, "Tidak bisa melihat runway."

Pada tahap akhir, profil penerbangan juga keluar dari sistem peringatan kedekatan dengan tanah (Ground Proximity Warning System/EGPWS). Oleh karenanya, tidak ada peringatan EGPWS yang terekam dalam Cockpit Voice Recorder (CVR).

KNTK menyatakan secara keseluruhan pesawat laik terbang. Para awak juga memiliki lisensi terbang, lengkap dengan sertifikat medis.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT904 jurusan Bandung-Denpasar dengan registrasi PK-LKS mendarat di laut dekat Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (13/4).

Seluruh penumpang berhasil diselamatkan. Para penumpang sebanyak 101, terdiri atas 56 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi serta tujuh kru.