Klaster Pesantren Muncul Lagi di Tasik, 66 Orang Terpapar
Merdeka.com - 66 Orang dinyatakan terpapar Covid-19 di salah satu lingkungan pesantren di Kota Tasikmalaya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran (tracing) di lingkungan pesantren tersebut.
Uus menjelaskan bahwa pihak pesantren saat ini sudah terbuka sehingga petugas medis bisa melakukan pemeriksaan. "Mereka juga inisiatif sendiri untuk memeriksa semua warga pesantren. Semua juga sekarang masih ditahan di pesantren," jelas Uus, Sabtu (21/11).
Ia mengungkapkan bahwa mereka yang terpapar kebanyakan tanpa gejala sehingga mereka akan diisolasi mandiri di lingkungan pesantren. Saat ini seluruh kegiatan di pesantren dihentikan sementara dan santri juga pengajar dilarang keluar masuk lingkungan pesantren.
“Kita sudah buat pos kesehatan pesantren. Ada dua orang dokter di pos tersebut. Nanti akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk supervisinya. Isolasi mandiri ini menjadi alternatif untuk menanggulangi penuhnya ruang isolasi di Kota Tasikmalaya. Secara umum memang kondisi pasien dalam keadaan baik. Tinggal nanti recovery Covid-19-nya," ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini tidak ada masalah dalam penanganan pasien dari klaster pesantren itu karena pihak pesantren terbuka. Ia pun mengaku mengapresiasi sikap pesantren yang terbuka dalam penanganan Covid-19 itu .
Rencananya, dikatakan Uus, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya akan menjadikan pesantren itu sebagai pesantren tangguh dalam menanggulangi Covid-19.
"Mereka juga bersedia untuk menjalankan program pesantren tangguh. Ini bisa jadi contoh ke pesantren lain dalam penanganan Covid-19," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKisah Kampung di Pelosok Gunung Tasikmalaya yang Belum Teraliri Listrik, Warga hanya Bisa Pakai Satu Lampu di Rumah
Selain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaNahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca SelengkapnyaPemudik Balik ke Jakarta, Surabaya dan Bandung Masih Padati Enam Stasiun Daop 4, Tertinggi Stasiun Tawang
Jumlah penumpang di Stasiun Tawang rata-rata 8.139 penumpang per hari.
Baca SelengkapnyaSosialisasikan 'Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana', Atikoh Kenang Tak Mampu Bayar Kos saat Kuliah
Atikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca Selengkapnya16 TPS Kebanjiran di Tangsel Akan Gelar Pemungutan Suara Akhir Pekan Ini
Bawaslu Kota Tangerang Selatan merekomendasikan pelaksanaan pencoblosan pada 16 TPS yang tertunda akibat banjir, dilaksanakan pada akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaKapolresta Pekanbaru Ajak Semua Tokoh Jaga Kamtibmas Jelang Pemilu
Kombes Jeki tak ingin ada gangguan Kamtibmas menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka
Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnya