Klarifikasi Keluarga Korban Pembakaran Bengkel Di Tangerang
Merdeka.com - Sisak dan Nando, korban selamat pembakaran Ruko bengkel yang menewaskan kedua orang tuanya Edi Syahputra (63) dan Lilis (54) serta kaka pertamanya Lionardi (35), mendatangi Mapolsek Jatiuwung, Senin (16/8) malam.
Ditemani sang paman, Hendry, ketiganya ingin memberikan klarifikasi terkait hasil penyelidikan Polisi, terhadap kasus yang menimpa keluarganya itu. Terutama, pernyataan soal tidak ada restu dari orang tua mereka, atas kehamilan dari hubungan Lionardi dan Mery Anastasi, hingga terjadinya insiden pembakaran ruko bengkel tersebut.
"Saya mewakili pihak keluarga ibaratnya kita keberatan soal pemberitaan hal itu. Makanya saya juga mewakili keluarga, tujuan kita ingin membersihkan nama keluarga almarhum. Soal tanggung jawab dan restu itu enggak benar," ucap Hendry mendamping korban Siska dan Nando di Mapolsek Jatiuwung, Senin (16/8) malam.
Sang paman juga menerangkan, terkait unggahan cerita yang dituliskan Siska di akun instagram @corneliafransisca yang mengisahkan tentang kesedihan dan pembelaannya terhadap keluarga yang menjadi korban atas kejadian pembakaran itu.
"Ibarat semua yang Sisca omongkan kita ada bukti kuatnya dan kita punya saksi pendukung. Apa yang kita beberkan semua itu pure kebenaran. Pada dasarnya kita tidak ingin memberatkan pihak manapun. Satu-satunya hal yang kita inginkan almarhum ini namanya dibersihkan," tegas Hendry.
Dia berharap, hukum bisa ditegakkan dan menginginkan proses hukum yang saat ini tengah berjalan bisa berlaku adil.
"Kembali lagi, restu dan tanggung jawab bahwa itu tidak benar. Kita sama-sama klarifikasi. Kita berharap proses hukum ini berjalan baik karena kita hukum indonesia hukum yang adil," jelas Hendry.
Siska yang hadir di Mapolsek Jatiuwung, mengakui unggahan cerita yang dia tuliskan di akun Instagram pribadinya @corneliafransisca. Dalam cerita yang dipublis ke media sosial itu, Siska mengaku tidak memiliki maksud tertentu.
"Dari postingan itu maksudnya mau ungkap perasaan saya saja. Karena kehilangan keluarga sekaligus meluruskan sebenernya biarlah publik menilai," jelas Siska.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaJohan mengungkapkan banyak kejanggalan dan dugaan kebohongan yang dilakukan penyidik Sat Lantas Polresta Tangerang, saat menangani penyidikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siapa sangka jika kakak beradiik Arafah dan Halda ternyata dulunya tak pernah ngobrol. Padahal mereka tinggal satu rumah.
Baca SelengkapnyaPenumpang yang selamat seluruhnya sudah dievakuasi. Ada 22 orang luka-luka ringan.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca Selengkapnya